Sumber: The Straits Times | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
Infeksi Amuba - GEORGIA. Infeksi amuba pemakan otak kembali memakan korban di jiwa di AS. Pada hari Senin (31/7), seorang warga negara bagian Georgia meninggal karena serangan organisme tersebut.
Mengutip The Straits Times, warga tersebut terinfeksi naegleria fowleri, organisme yang merusak jaringan otak. Infeksinya menyebabkan otak membengkak dan akhirnya menyebabkan kematian.
Laporan Departemen Kesehatan Masyarakat Georgia juga menyebutkan bahwa korban kemungkinan besar terinfeksi saat berenang di danau atau kolam air tawar. Namun, departemen menyebutkan dengan jelas kapan individu itu meninggal dan di mana orang itu berenang.
"Infeksi mematikan ini jarang terjadi. Hanya tiga orang di AS yang mengalaminya setiap tahun, tapi itu biasanya fatal. Orang menjadi terinfeksi ketika air yang terkontaminasi masuk ke hidung dan amuba berpindah ke otak," ungkap departemen tersebut dalam laporannya.
Baca Juga: WHO: Cuaca Panas Ekstrem Mulai Menyiksa Sistem Kesehatan Global
Sebelum infeksi terbaru ini, ada lima kasus lain yang dilaporkan di Georgia sejak 1962. Tetapi jumlahnya telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir menurut catatan departemen tersebut.
Media lokal menyebutkan ini adalah kematian kedua yang diumumkan di Amerika Serikat dalam seminggu. Pada 24 Juli, pihak berwenang mengatakan bahwa seorang anak berusia dua tahun meninggal karena infeksi yang sama di negara bagian Nevada.
Awal tahun ini, seorang penderita sinus di Florida juga meninggal akibat serangan amuba pemakan otak itu setelah membersihkan hidungnya dengan air ledeng.
Pada tahun 2022, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) melaporkan ada tiga kasus kematian yang terjadi karena organisme yang sama. Serangan naegleria fowleri itu muncul di negara bagian Iowa, Nebraska dan Arizona.
Baca Juga: Ambang Batas Hipertensi menurut WHO, Berbeda dengan Anggapan Umum
Infeksi Naegleria Fowleri
Naegleria fowleri adalah amuba atau organisme hidup bersel tunggal, yang hidup di tanah dan danau air tawar yang hangat, sungai, kolam, dan mata air panas.
Menurut penelitian, amuba jenis ini tidak ditemukan di air asin, seperti lautan, dan tidak ditemukan di air minum dan kolam renang yang diolah dengan benar.
Naegleria fowleri tumbuh di air tawar yang hangat, sehingga kemungkinan akan berlipat ganda saat suhu di AS naik di tengah gelombang panas yang sedang berlangsung.
Gejala awal yang dialami inang amuba ini termasuk sakit kepala parah, demam dan muntah. Gejala lanjutannya adalah leher kaku, kejang dan koma yang dapat menyebabkan kematian.
Pada umumnya gejala akan muncul lima hari setelah terinfeksi, namun dalam beberapa kasus gejala muncul satu hari atau 12 hari setelah terinfeksi.