Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Inflasi konsumen di Amerika Serikat naik ke level tertinggi dalam lima bulan di Juni. Inflasi ini karena kenaikan harga beberapa barang, efek dari penerapan tarif. Kondisi ini diperkirakan membuat Federal Reserve menunda lagi pemangkasan bunga hingga September.
Consumer Price Index (CPI) AS menunjukkan peningkatan tajam. Namun perlu dicatat, inflasi inti tetap moderat. "Data CPI menunjukkan tanda-tanda awal dampak tarif, namun secara keseluruhan inflasi inti masih terjaga," kata Kay Haigh, Global Co-Head Fixed Income & Liquidity Solutions Goldman Sachs Asset Management, seperti dikutip Reuters, kemarin.
Kendati begitu, Haigh memprediksi, tekanan harga diperkirakan meningkat selama musim panas. Dengan demikian, laporan inflasi bulan Juli dan Agustus akan menjadi faktor yang patut dicermati. Untuk saat ini, menurut dia, The Fed masih dalam posisi wait and see.
Baca Juga: Sektor Jasa Amerika Serikat (AS) Tak Terduga Melemah pada Mei, Inflasi Menguat
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi naik 0,3% pada Juni, setelah hanya naik 0,1% pada Mei. Sebagian besar kenaikan disebabkan naiknya biaya sewa dan harga bensin yang meningkat 1%, setelah turun selama empat bulan berturut-turut.
Harga makanan naik 0,3%, sama seperti bulan sebelumnya. Harga di toko bahan makanan juga naik 0,3%, dipicu kenaikan harga minuman non alkohol 1,4% dan lonjakan harga kopi 2,2%.
Dalam 12 bulan hingga Juni, CPI meningkat 2,7%, naik dari 2,4% pada Mei. Angka ini sedikit lebih tinggi dari perkiraan ekonom, yang memprediksi kenaikan 0,3% secara bulanan dan 2,6% secara tahunan.
Karena itu, bank sentral AS diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 4,25%–4,50% dalam pertemuan akhir bulan ini. Risalah pertemuan 17–18 Juni menunjukkan hanya beberapa pejabat yang melihat kemungkinan penurunan suku bunga pada pertemuan 29–30 Juli.
Selama Februari hingga Mei, angka inflasi konsumen cenderung rendah, memicu seruan Presiden Donald Trump agar bank sentral menurunkan suku bunga. Namun, dampak tarif belum terasa karena banyak bisnis menjual stok lama.
Para ekonom memperkirakan harga barang akan tetap tinggi selama musim panas. Goldman Sachs memperkirakan inflasi inti bulanan akan meningkat 0,3%–0,4% beberapa bulan mendatang, mencerminkan dampak tarif terhadap harga barang konsumsi elektronik, mobil, dan pakaian.
Baca Juga: Konsumsi Warga Amerika Melambat di April, Inflasi Terkendali Meski Tarif Naik