kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi China Mulai Menjinak


Selasa, 12 Agustus 2008 / 12:31 WIB


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

BEIJING. Setelah sempat menembus angka tertinggi 8,7% pada Februari lalu, kini tingkat inflasi China mulai menjinak. Tingkat kenaikan harga di Negeri Tirai Bambu pada Juli kemarin menurun dan bertengger pada angka 6,3%. Menurut Pemerintah China, hari ini, penurunan itu merupakan yang terendah dalam sepuluh bulan terakhir. Asal tahu saja, pada Juni, tingkat inflasi China berada pada level 7,1%.

Angka inflasi Juli itu berada di bawah prediksi pelaku pasar yang mematok di level 6,5%. Tentunya, pencapaian itu melegakan pemerintah selaku penentu kebijakan. Pasalnya, pada Senin kemarin, harga pada tingkat grosir (wholesale price) melonjak 12%, kenaikan tertinggi dalam 12 tahun terakhir.

Selain itu, kenaikan harga barang-barang selain makanan masih tetap stabil. Tingkat kenaikannya mencapai 2,1% pada bulan Juli dibanding dengan tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada tahun yang berakhir Juni, kenaikan harga non-makanan hanya mencapai 1,9%.

Para ekonom menilai, masalah inflasi memang harus tetap menjadi perhatian utama pemerintah di Negeri Panda itu. Sebab, adanya tekanan pada harga akan berdampak pada kenaikan inflasi sehingga menggerus keuntungan perusahaan dan mengancam pertumbuhan investasi serta lapangan kerja.

“Adanya pengumuman mengenai tingkat inflasi atau Indeks Harga Konsumen memacu semangat para penentu kebijakan, karena saat ini mereka tengah berupaya untuk keluar dari masalah inflasi,” ujar Angus To dari BNP Paribas di Hongkong.

Namun, Ben Simpfendorfer, ekonom Royal Bank of Scotland di Hongkong, berpendapat lain. Menurut Simpfendorfer, tren penurunan angka inflasi kali ini mencerminkan tingkat inflasi pada tahun lalu. Artinya, meskipun inflasi menurun, bukan berarti pemerintah dapat menurunkan pengawasannya atas laju inflasi. “Memang saat ini inflasi semakin jinak, tapi kenyataannya tekanan terhadap inflasi masih kuat,” jelasnya.

Simpfendorfer menyebut, tekanan tersebut dapat dilihat dari Indeks Harga Produsen. Berdasarkan data Biro Statistik Nasional China, harga makanan pada Juli naik 14,4% dibanding dengan tahun sebelumnya. Sedangkan pada Juni, harga makanan naik 17,3%.

Sekadar catatan, dari awal tahun hingga Juli 2008, Indeks Harga Konsumen menanjak 7,7% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Itu menandakan gagalnya upaya Pemerintah China untuk menahan laju inflasi tahun 2008 di bawah angka 4,8% -- angka rata-rata inflasi 2007.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×