Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Para perunding Uni Eropa dan Inggris telah menyelesaikan rancangan naskah perjanjian keluarnya Inggris dari persemakmuran itu. Hal itu disampaikan upertama kali oleh kantor Perdana Menteri Inggris Theresa May, Selasa (13/11).
May telah memanggil sidang Kabinet untuk Rabu sore (14/11), didahului serangkaian pertemuan satu-satu dengan para menteri Kabinet, untuk membahas syarat-syarat dalam rancangan kesepakatan itu.
Menurut stasiun siaran publik Irlandia, RTE, teks itu memuat penyelesaian soal perbatasan Irlandia, yang lama jadi sengketa utama antara Inggris dan uni Eropa.
Namun, ketua tim perunding Brexit dari Uni Eropa Michel Barnier mengatakan, kesepakatan itu "masih belum final," dan para duta dari 27 negara anggota Uni Eropa,asih harus membahasnya.
PM Inggris Theresa May sendiri mungkin akan menghadapi penentangan keras dari beberapa anggota kabinetnya, terutama yang didukung oleh para pendukung Brexit. Beberapa anggota kabinet sudah mengancam akan mundur, jika rancangan perjanjian itu tidak sesuai dengan bayangan mereka.
Para promotor Brexit menentang
Para pendorong dan promotor Brexit di parlemen Inggris sebelumnya sudah mengeluarkan peringatan kepada Theresa May, bahwa mereka tidak akan menerima kondisi "apapun yang disepakati antara Theresa May dan Brussels". Mereka menyatakan menolak jika Inggris menjadi "negara boneka Uni Eropa."
"(Kesepakatan) Ini gagal memenuhi mandat yang diberikan oleh warga pada (referendum Uni Eropa) bulan Juni 2016."
Partai konservatif DUP Irlandia, yang mendukung pemerintahan minoritas May, mengatakan akan menunggu dan melihat draft rancangan itu lebih dulu, sebelum memutuskan bagaimana mereka akan bersikap.
Sedangkan pimpinan Partai buruh yang beroposisi, Jeremy Corbyn mengatakan: "Kami akan melihat lebih dulu rincian yang telah disepakati... Tetapi dari apa yang kami ketahui tentang berantakannya negosiasi ini, tidak mungkin akan menghasilkan kesepakatan yang bagus untuk negeri ini."
Anggota parlemen pendukung Brexit, Jacob Rees-Mogg mengatakan: "Saya berharap kabinet akan memblokirnya, dan jika tidak, saya berharap parlemen akan memblokirnya. Pendapat saya, dari apa yang kami tahu tentang kesepakatan ini, (hasilnya) sangat tidak memuaskan."