Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yudho Winarto
LONDON. Pemerintah Inggris berencana membuka kembali kasus runtuhnya HBOS Bank tahun 2008 silam. Sebagai langkah awal, penyelidikan akan difokuskan terhadap hasil audit KPMG pada laporan keuangan HBOS Bank yang dinilai bermasalah, sebelum bank tersebut kolaps.
Seperti diberitakan The Telegraph, Senin (14/12), Bank Sentral Inggris atau Bank of England (BoE) telah meminta Dewan Pelaporan Keuangan atau Financial Reporting Council (FRC) untuk menginvestigasi hasil audit KPMG. Namun, FRC menolak permintaan tersebut.
Padahal dari hasil laporan final Bank of England terhadap kasus HBOS Bank, terdapat direksi, eksekutif, regulator dan politisi telah berkontribusi yang menyebabkan bank ini kolaps pada tahun 2008. Namun, peringatan dini terhadap ketidakberesan tersebut diabaikan begitu saja oleh pihak terkait saat itu.
Dalam surat kepada regulator keuangan Inggris, kemarin, Andrew Tyrie, anggota parlemen Inggris menegaskan bahwa KPMG harus menjalani pemeriksaan terhadap hasil audit HBOS Bank. Tyrie juga telah menulis surat kepada FRC yang intinya mendesak regulator untuk berubah pikiran dan menyelidiki keganjilan laporan KPMG yang dinilai menutupi bobrok dalam keuangan HBOS Bank.
Penyimpangan dalam proses audit tersebut, kata Tyrie, merupakan hal yang sangat serius. "Demi menjaga kepercayaan publik, FRC harus melakukan penyelidikan, tanpa penundaan," ujar Tyrie, seperti dikutip The Telegraph. Sayang, baik pihak KPMG maupun FRC tidak bersedia memberikan berkomentar terhadap kasus ini.
Asal tahu saja, KPMG merupakan salah satu dari empat kantor auditor paling ternama di dunia. KPMG merupakan lembaga auditor asal Amsterdam, Belanda.
Otoritas juga terlibat
Seperti diberitakan Financial Times, Tyrie juga menulis surat kepada Simon Osborne, Kepala Eksekutif The Institute of Chartered Secretaries and Administrators (ICSA). Kepada lembaga ini, Tyrie mempertanyakan catatan hasil pemeriksaan HBOS Bank pada saat sebelum krisis. Sebab, Tyrie menemukan sejumlah catatan buruk yang dilakukan HBOS Bank dan Financial Services Authority (FSA) atau Otoritas Jasa Keuangan Inggris, pada saat menjelang dan sesudah krisis finansial.
Akibat runtuhnya HBOS, Inggris terpaksa harus mengucurkan dana talangan sebanyak £ 20,5 miliar. Kala menghadapi kesulitan finansial, HBOS Bank diambil alih oleh Lloyds Banking Group pada Januari 2009.
HBOS Bank sendiri berdiri sejak tahun 2001, sebagai hasil merger dari Halifax Plc dan Bank of Scotland. Ketidakberesan dalam pengawasan HBOS Bank dituding menjadi penyebab bank itu kolaps.