kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inggris pertimbangkan blokir pengambilalihan Arm oleh Nvidia karena risiko keamanan


Rabu, 04 Agustus 2021 / 10:20 WIB
Inggris pertimbangkan blokir pengambilalihan Arm oleh Nvidia karena risiko keamanan
ILUSTRASI. Logo Nvidia. REUTERS/Robert Galbraith/File Photo


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Pemerintah Inggris sedang mempertimbangkan untuk memblokir pengambilalihan Arm Ltd oleh Nvidia Corp karena berpotensi menimbulkan risiko terhadap keamanan nasional. Sebelumnya, Nvidia telah mengumumkan pada September tahun lalu bahwa sudah mencapai kesepakatan akusisi senilai US$ 40 miliar.

Pada bulan April, Sekretaris Kebudayaan Inggris Oliver Dowden meminta Otoritas Persaingan dan Pasar (CMA) untuk menyiapkan laporan tentang apakah kesepakatan itu dapat dianggap anti-persaingan, bersama dengan ringkasan masalah keamanan nasional yang diajukan oleh pihak ketiga.

Hasil penilaian yang baru disampaikan akhir Juli lalu menyebutkan ada implikasi yang mengkhawatirkan bagi keamanan nasional dan Inggris saat ini cenderung menolak pengambilalihan tersebut. Inggris kemungkinan akan melakukan tinjauan lebih dalam terhadap merger tersebut karena masalah keamanan nasional.

Memang beberapa sumber menyebutkan bahwa keputusan akhir belum diambil dan masih ada kemungkinan Inggris menyetujui kesepakatan dengan kondisi tertentu. Dowden disebut akan memutuskan apakah merger tersebut memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh otoritas persaingan Inggris.

Baca Juga: Inggris tempatkan 2 kapal perang di Asia, Korea Utara: Ini semacam provokasi!

"Kami terus bekerja melalui proses regulasi dengan pemerintah Inggris. Kami menantikan pertanyaan mereka dan berharap untuk menyelesaikan masalah apa pun yang mungkin mereka miliki." kata juru bicara Nvidia dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (4/8).

Analis industri semikonduktor senior BI, Anand Srinivasan, menambahkan kalau regulator memblokir kesepakatan itu akan menghambat kemampuan Nvidia untuk mendominasi pasar chip komputasi. 

“Tetapi kami yakin investor sudah memiliki ekspektasi rendah bahwa kesepakatan itu akan selesai.” imbuhnya.

Asal tahu saja, Arm memang memiliki serangkaian standar dan desain yang paling banyak digunakan dalam industri chip senilai US$400 miliar. Teknologinya merupakan inti dari sebagian besar ponsel pintar dunia dan semakin berperan dalam komputasi, termasuk dalam mesin server yang menjalankan sistem perusahaan dan pemerintahan.

Tidak jelas bagaimana perubahan Arm dari kepemilikan Jepang ke Amerika akan mempengaruhi keamanan nasional Inggris. Namun, sejak akuisisi SoftBank, teknologi semikonduktor telah menjadi fokus baru bagi para politisi.

Industri chip menjadi bagian sentral dari perang dagang mantan Presiden Donald Trump dengan China dan AS telah mengambil tindakan untuk membatasi akses negara tersebut terhadap pengetahuan yang terutama dimiliki oleh perusahaan AS yang mendominasi industri tersebut. Pembatasan pemerintah AS atas penjualan teknologi chip ke China bisa  mengatur beberapa penemuan Arm, karena perusahaan tersebut beroperasi di sana.

Posisi Arm di jantung industri pembuatan chip berarti kesepakatan itu telah menimbulkan kekhawatiran, karena Nvidia secara langsung bersaing dengan pelanggan Arm seperti Qualcomm Inc., Intel Corp. dan Advanced Micro Devices Inc. 

Baca Juga: Nvidia beri peneliti kesehatan akses ke super komputer Inggris

Beberapa pesaing Nvidia mengatakan mereka akan siap untuk berinvestasi di Arm untuk membantunya melanjutkan secara mandiri, jika Nvidia tidak diizinkan untuk membelinya. Kesepakatan itu juga tunduk pada persetujuan peraturan di China, Uni Eropa dan AS

Nvidia telah berjanji untuk mempertahankan independensi Arm jika pengambilalihan selesai dan berinvestasi besar-besaran untuk meningkatkan jangkauannya. Tetapi setiap kesepakatan pengambilalihan kemungkinan akan melampirkan persyaratan seperti mempertahankan sekitar 3.000 staf Inggris, dan mempertahankan kantor pusat perusahaan di Cambridge.

Jika kesepakatan itu diblokir oleh regulator, SoftBank kemungkinan akan mengejar IPO Arm. Hanya saja dalam sebuah posting blog pada bulan Juli, CEO Arm Simon Segars menegaskan bahwa kombinasi Arm dan NVIDIA merupakan hasil yang lebih baik daripada IPO.

Selanjutnya: Saham Raksasa Teknologi Kian Besar




TERBARU

[X]
×