/2021/06/06/2013486801.jpg "Inggris umumkan sebagian besar anak tidak akan divaksinasi Covid-19, mengapa?")
Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pada Senin (19/7/2021), Inggris mengatakan bahwa pihaknya telah memutuskan untuk tidak memberikan vaksinasi massal Covid-19 kepada semua anak. Disebutkan pula, vaksinasiitu hanya akan ditawarkan dalam situasi tertentu seperti ketika orang muda memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.
Melansir Reuters, dibandingkan dengan orang dewasa, anak-anak jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit parah setelah terinfeksi virus corona. Akan tetapi, mayoritas orang tua di Inggris dalam survei bulan ini mengatakan mereka lebih suka memberi anak-anak mereka vaksin jika ditawarkan.
Anak-anak dengan disabilitas saraf yang parah, Down's Syndrome, imunosupresi, dan ketidakmampuan belajar yang mendalam dan multipel akan memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksin dalam panduan baru dari Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi (JCVI).
"Kami akan menawarkan kepada orang-orang yang lebih rentan perlindungan yang diberikan oleh vaksin dan sebagai hasilnya kita semua akan lebih aman," kata menteri vaksin Nadhim Zahawi kepada parlemen.
- Baca Juga: Inggris akhiri aturan wajib masker di dalam ruangan
- Baca Juga: Inggris resmi akhiri pembatasan sosial setelah lebih dari satu tahun
Pemerintah mengatakan kurang dari 30 anak yang terinfeksi virus corona meninggal di Inggris hingga Maret tahun ini.
"Orang-orang muda, dalam waktu tiga bulan setelah ulang tahun mereka yang ke-18, juga akan menjadi bagian dari program vaksinasi," kata Anthony Harnden, Wakil Ketua JCVI.
Keputusan Inggris bertentangan dengan yang diambil di sejumlah negara, seperti Amerika Serikat, di mana anak-anak di atas usia 12 tahun menjalani vaksinasi.
