kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ingin damai, Dubes Tiongkok untuk AS: Beijing tak ingin ketegangan berlanjut


Rabu, 05 Agustus 2020 / 05:42 WIB
Ingin damai, Dubes Tiongkok untuk AS: Beijing tak ingin ketegangan berlanjut
ILUSTRASI. Ilustrasi dagang dingin antara Amerika dan China. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Duta besar China untuk Amerika Serikat pada hari Selasa (4/8/2020) memberikan pengakuan terkait ketegangan hubungan China dengan Amerika. Menurutnya, Beijing tidak ingin ketegangan dengan Washington meningkat lebih lanjut setelah aksi saling balas penutupan konsulat dalam beberapa minggu terakhir.

Reuters memberitakan, Duta Besar China untuk AS Cui Tiankai mengatakan dengan nada yang relatif bersahabat di forum virtual Security Aspendua, bahwa negara dengan perekonomian terbesar dunia itu harus bekerja untuk bekerja sama alih-alih saling berhadapan.

Baca Juga: Bisa bawa bencana, China desak AS jelaskan kegiatan bio militernya di luar negeri

"Saya tidak berpikir Perang Dingin baru akan melayani kepentingan siapa pun. Mengapa kita harus membiarkan sejarah terulang ... ketika kita dihadapkan dengan begitu banyak tantangan baru?" kata Cui. 

Seperti yang diketahui, hubungan AS-China dengan cepat memburuk pada tahun ini karena berbagai masalah termasuk penanganan Beijing terhadap virus corona; isu soal Huawei; klaim teritorial Tiongkok di Laut China Selatan; dan tindakan keras terhadap Hong Kong.

Baca Juga: Tiongkok kerahkan pesawat tempur jarak jauh di atas Laut China Selatan

Pada kesempatan itu, Cui juga membantah kembali tuduhan Washington bahwa Beijing menggunakan taktik intimidasi di Laut China Selatan. Dia mengatakan, semakin intensifnya kegiatan militer AS di wilayah tersebut meningkatkan risiko potensi konfrontasi.

Saat ditanya tentang masalah TikTok, aplikasi video pendek milik China yang terancam akan dilarang oleh Presiden Donald Trump pada 15 September, Cui mengatakan tidak ada bukti bahwa perusahaan tersebut berbagi informasi dengan pemerintah China .

Baca Juga: Donald Trump tak hanya minta TikTok dijual, tapi AS harus dijadikan pengendali

Meskipun ada ketegangan, Cui mengatakan Washington dan Beijing bergerak bersama dalam kesepakatan perdagangan Fase Satu. "Kedua tim ekonomi telah melakukan kontak satu sama lain di berbagai tingkatan..dan kami membuat kemajuan," katanya seperti yang dikutip Reuters.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×