Sumber: Financial Times,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
“Ada konsensus di antara OPEC (untuk memotong produksi). Rusia keberatan dan mengatakan bahwa mulai 1 April, setiap orang dapat memproduksi apa pun yang mereka suka. Jadi kerajaan juga menjalankan haknya,” kata seorang sumber Financial Times yang akrab dengan kebijakan minyak Saudi.
Analis mempertanyakan kebijaksanaan pendekatan Arab Saudi. Ekonominya tidak kebal terhadap jatuhnya harga, bahkan jika ia yakin dapat memenangkan pangsa pasar dari para pesaingnya.
Baca Juga: Harga minyak WTI naik 3% pagi ini setelah terjun bebas pada perdagangan kemarin
Tetapi di bawah Mohammed bin Salman, putra mahkota, kerajaan telah mendapatkan reputasi untuk langkah-langkah berisiko dan tak terduga.
Alasan Rusia tidak setuju untuk memangkas produksi
Rusia mengatakan ingin melihat dampak penuh dari virus corona pada permintaan minyak sebelum mengambil tindakan.
Tetapi Moskow juga ingin menguji industri serpih AS. Rusia percaya bahwa memotong output hanya akan memberikan garis hidup ke sektor yang pertumbuhannya telah mengubah AS menjadi produsen minyak terbesar di dunia, dan mendapatkan pelanggan dengan biaya yang dikeluarkan oleh Rusia.
Baca Juga: Harga minyak rebound 6% setelah penurunan tajam, prospek masih fluktuatif
Sanksi AS terhadap perusahaan-perusahaan energi Rusia, Rosneft bulan lalu, dan upaya untuk menghentikan pipa gas Nord Stream 2 ke Jerman, membuat geram Kremlin.
Minyak serpih AS telah berjuang untuk menghasilkan keuntungan meskipun mencatatkan pertumbuhan selama satu dekade terakhir.