kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.424   4,00   0,02%
  • IDX 7.156   61,65   0,87%
  • KOMPAS100 1.042   11,99   1,16%
  • LQ45 813   10,32   1,29%
  • ISSI 224   1,28   0,58%
  • IDX30 424   4,95   1,18%
  • IDXHIDIV20 505   2,98   0,59%
  • IDX80 117   1,42   1,22%
  • IDXV30 119   0,29   0,25%
  • IDXQ30 139   1,52   1,11%

Ini Deretan Merek-Merek Ikonik Amerika yang Telah Dikuasai Perusahaan China


Senin, 12 Mei 2025 / 09:35 WIB
Ini Deretan Merek-Merek Ikonik Amerika yang Telah Dikuasai Perusahaan China
ILUSTRASI. Di balik logo-logo ikonik yang selama ini menjadi simbol nasionalisme ekonomi Amerika, kini tersembunyi kepemilikan asing khususnya dari Tiongkok. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam satu dekade terakhir, wajah bisnis Amerika Serikat telah mengalami transformasi besar. Di balik logo-logo ikonik yang selama ini menjadi simbol nasionalisme ekonomi Amerika, kini tersembunyi kepemilikan asing khususnya dari Tiongkok.

Akuisisi strategis ini mencakup berbagai sektor, mulai dari industri makanan dan teknologi hingga otomotif dan properti mewah. Mengutip workandmoney setidaknya ada lima perusahaan besar AS yang kini berada di bawah kendali perusahaan Tiongkok, menunjukkan sejauh mana globalisasi telah memengaruhi lanskap korporat Amerika.

Smithfield Foods

Pada tahun 2013, WH Group (dahulu dikenal sebagai Shuanghui International) dari Tiongkok mengakuisisi Smithfield Foods—perusahaan daging babi terbesar di dunia—dalam kesepakatan senilai US$4,7 miliar.

Akuisisi ini termasuk lebih dari 146.000 hektar lahan pertanian di seluruh Amerika Serikat. Meski kantor pusat Smithfield tetap berada di Virginia, kendali penuh kini berada di tangan perusahaan Tiongkok. Akuisisi ini sempat memicu kekhawatiran tentang ketahanan pangan nasional dan pengaruh asing dalam rantai pasok pangan Amerika.

Baca Juga: Di Tengah Tarif Trump, Pemimpin Perdagangan dan Ekonomi China Jadi Sorotan

GE Appliances

Pada 2016, Haier Group, produsen alat elektronik rumah tangga terbesar dari Tiongkok, mengambil alih GE Appliances dari General Electric dengan nilai transaksi US$5,4 miliar.

Meskipun lini produksi dan merek GE Appliances tetap beroperasi di Amerika, seluruh arah strategis kini dikendalikan dari kantor pusat Haier di Qingdao. Akuisisi ini memperkuat ambisi global Haier dalam menguasai pasar peralatan rumah tangga dunia.

Motorola Mobility

Motorola, pelopor teknologi komunikasi nirkabel asal Amerika, tidak berhasil mengembalikan kejayaannya sendiri. Pada 2014, Lenovo, produsen PC terbesar di Tiongkok, membeli Motorola Mobility dari Google dengan nilai US$2,91 miliar.

Transaksi ini memberikan Lenovo akses ke warisan teknologi dan paten Motorola, sekaligus mempercepat langkahnya ke pasar global ponsel pintar. Motorola Mobility tetap memasarkan produk di bawah mereknya sendiri, namun kini menjadi bagian dari strategi ekspansi teknologi Lenovo.

Baca Juga: Perang Dagang dengan AS Makin Memanas, Ini 5 Senjata Ampuh China

Nexteer Automotive

Nexteer Automotive, yang berbasis di Michigan, merupakan penyedia sistem kemudi untuk banyak pabrikan otomotif di AS. Pada 2010, perusahaan ini diambil alih oleh anak perusahaan dari Aviation Industry Corporation of China (AVIC)—sebuah badan usaha milik negara Tiongkok.

Kendali terhadap teknologi otomotif yang vital seperti sistem kemudi kini berada di bawah entitas yang memiliki keterkaitan erat dengan kebijakan industri pertahanan dan teknologi Beijing, sehingga memunculkan kekhawatiran tentang keamanan dan kemandirian industri otomotif Amerika.

Waldorf Astoria

Pada 2014, Anbang Insurance Group, sebuah perusahaan asuransi asal Tiongkok, membeli Waldorf Astoria—hotel mewah legendaris di New York—dengan harga mendekati US$2 miliar.

Hotel yang pernah menjadi tempat menginap bagi presiden, bangsawan, dan selebritas dunia itu kini dimiliki oleh perusahaan yang berafiliasi dengan pemerintah Tiongkok. Transaksi ini memunculkan perdebatan soal privatisasi dan kepemilikan asing terhadap properti simbolik nasional Amerika.

Selanjutnya: Malaysia Tarik Produk RI Halal Mengandung Unsur Babi, Ini Mereknya

Menarik Dibaca: Gusur Posisi Agak Laen, Jumlah Penonton Film Jumbo Tembus 9,127 Juta




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×