kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kebiasaan buruk Bill Gates dan Elon Musk yang berhasil mereka tinggalkan


Sabtu, 18 Januari 2020 / 04:30 WIB
Ini kebiasaan buruk Bill Gates dan Elon Musk yang berhasil mereka tinggalkan


Sumber: CNBC | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - Para miliarder dunia seperti Pendiri Microsoft Bill Gates dan Pendiri Tesla Elon Musk punya kebiasaan buruk sebelum mereka meraih kesuksesan mereka. Rahasianya, mereka menyadari kebiasaan buruk itu, dan mereka berjuang mengatasinya.

Perlu disadari bahwa kebiasaan dan rutinitas sangat kuat memengaruhi kesuksesan seseorang. Kebiasaan yang sudah terbentuk membantu kita setiap hari, membebaskan ruang otak dan membebaskan kita dari membuat keputusan yang tak terhitung jumlahnya. 

Namun perlu diketahui, tidak semua kebiasaan itu baik adanya. Bila hal buruk menjadi kebiasaan, maka hal itu akan menghambat kesuksesan seseorang.

Baca Juga: Bill Gates menempatkan lebih dari 60% kekayaannya dalam bentuk saham

Untuk itu, kita bisa belajar dari dua orang sukses ini untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk. Sebab para miliarder ini yakni Bill Gates dan Elon Musk juga sempat terperangkap dalam kebiasaan buruk sebelum mereka meraih sukses. Namun mereka berhasil keluar dari kebiasaan buruk dan mereka menjadi miliarder dunia.

Bill Gates sang penunda

Kalau Anda punya kebiasaan menunda-nunda pekerjaan sampai pada menit-menit terakhir, maka Anda tidak sendirian. Pendiri Microsoft Bill Gates waktu di masa mudanya juga melakukannya.

Gates, orang terkaya kedua di dunia ini merupakan tipe penunda berat selama tahun-tahun ia menjalani pendidikan sarjana di Universitas Harvard. (Gates keluar setelah dua tahun.)

Baca Juga: Warren Buffett ungkap nasihat yang sangat diperlukan untuk mencapai sukses

"Orang-orang menganggap itu lucu," katanya kepada mahasiswa di Universitas Nebraska-Lincoln di Administrasi Bisnis. "Itu adalah positioning saya: orang yang tidak melakukan apa-apa sampai menit terakhir," kenang Gates seperti dilansir CNBC.

Namun ketika ia masuk ke dunia kerja, Gates harus menerima kenyataan bahwa tidak ada waktu lagi untuk menunda-nunda pekerjaan. Sebab dalam pekerjaan, ketepatan waktu harus dipenuhi dan ketepatan waktu itu dihargai.

"Tidak ada yang memuji saya karena saya akan melakukan hal-hal pada menit terakhir," kata Gates.

Baca Juga: Bill Gates rekomendasikan lima buku ini untuk tahun 2020

Sebagai hasilnya, ia mencoba untuk membalikkan kebiasaan ini dan menjadi lebih seperti siswa yang ia kenal di perguruan tinggi yang selalu terorganisir dan menyelesaikan banyak hal tepat waktu.

Dia masih dalam proses, Gates mengatakan, tetapi mengakui bahwa penundaan bukanlah kebiasaan yang baik.

Elon Musk pecandu kafein

Elon Musk - SPACEX-HYPERLOOP

Elon Musk, sang pendiri Tesla ini juga punya kebiasaan buruk. Ia suka minum minuman berkafein seperti kopi secara berlebihan agar ia tetap melek dan bekerja sepanjang waktu yang ia inginkan.

Elon Musk dapat bekerja 120 jam seminggu atau rata-rata 17 jam sehari. Elon Musk termasuk penggila kerja.

Baca Juga: Perusahaan Jeff Bezos, Amazon ancam memecat karyawan yang berbicara perubahan iklim

Namun hal itu tidak baik bagi kesuksesannya. Sebab para ahli mengatakan, terlalu banyak kafein dalam tubuh dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan stres dan menciptakan siklus racun kelelahan, yang mengarah pada peningkatan konsumsi kopi, yang mengganggu tidur Anda.

Hal ini juga mengarah pada lebih banyak kelelahan pada hari berikutnya, yang mengarah pada lebih banyak konsumsi kafein. Setelah menyadari itu, Elon Musk pun berhasil keluar dari kebiasaan buruk tersebut dan ia akhirnya menemukan kesuksesannya.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×