Reporter: Dyah Megasari, Fortune, CNN Money |
NEW YORK. Persaingan untuk menjadi perusahaan paling besar di dunia semakin panas. Lengah sedikit, posisi prestisius bisa tergeser mendadak. Rupanya, ada faktor lain yang mempengaruhi urutan peringkat adalah kondisi ekonomi global yang carut-marut.
Namun, korporasi yang memiliki lini bisnis tambang minyak dan gas lah yang menguasai peringkat lima besar.
Secara tahunan, Fortune Magazine mengurutkan hingga 500 perusahaan terbesar di dunia. Dan, inilah lima besar tersebut pada tahun ini:
Pemerintah China selalu berusaha menghindari kebijakan untuk menaikkan harga energi dalam negeri.
3. Wal Mart Stores
Ranking sebelumnya: 3
CEO: Michael T. Duke
Pekerja: 2.200.000
Markas: 702 S.W. Eighth St. Bentonville, Arkansas 72716
Negara: Amerika Serikat (AS)
Website: www.walmartstores.com
Perusahaan ritel terbesar di dunia ini menikmati keuntungan dari luar negeri. Namun, pendapatan Wal Mart justru menurun di dalam negeri sendiri seiring melemahnya angka penjualan rumah di AS.
Sepanjang tahun fiskal 2011, pendapatan operasional perusahaan hanya naik 6,4% ke US$ 25 miliar. Eksekutif Wal Mart mengaku kesulitan memikat pembeli di AS. Bisnis perusahaan juga terancam oleh tingginya rasio pengangguran di wilayah Paman Sam.
Citra Wal Mart pada tahun lalu juga dipertaruhkan ketika parlemen AS melakukan investigasi dugaan penyuapan oleh perusahaan di Meksiko.
4. BP
Ranking sebelumnya: 4
CEO: Robert W. Dudley
Pekerja: 83.400
Alamat: 1 St. James Sq.
London, SW1Y 4PD
Negara: Inggris
Website: www.bp.com
Perusahaan yang terkenal dengan nama British Petroleum ini sempat tersandung masalah tumpahan minyak di Teluk Meksiko. BP terpaksa menjual aset-asetnya senilai US$ 30 miliar untuk membayar denda terkait klaim kasus ini.
Namun kinerja yang apik pada tahun lalu membuat BP dinilai memiliki prospek yang bagus. Tahun 2010, perusahaan mencatatkan rugi hingga US$ 3,3 miliar. Namun pada 2011, kondisi tersebut terbalik, BP justru mencatatkan untung US$ 26 miliar. Kinerja ini menjadikannya sebagai perusahaan energi terbesar urutan ketiga di dunia.
Sepanjang tahun ini, BP berjanji akan fokus pada tiga prioritas utama. Pertama, meninjau dan merestrukturisasi prosedur keamanan. Kedua, bekerja sama dengan pihak lain untuk menyelesaikan kasus tumpahan minyak dan terakhir atau ketiga adalah membuat 10 poin rencana yang berkaitan dengan arus kas perusahaan.
"Kami tetap berusaha memperhatikan peristiwa tragis 2010 dan memastikan bahwa kecelakaan itu tidak pernah terjadi lagi," janji Ketua BP Carl-Henric Svanberg dalam sebuah surat kepada para pemegang saham.
5. Sinopec Group
Ranking sebelumnya: 5
CEO: Fu Chengyu
Pekerja: 1.021.979
Markas: 22 Chaoyangmen N. St.
Beijing, 100728
Negara: China
Website: www.sinopecgroup.com
Terkenal dengan sebutan China Petroleum and Chemical Corp, produsen minyak terbesar di China ini menjadi satu-satunya perusahaan Asia yang bersaing ketat dengan perusahaan energi negara Barat.
Sinopec terus berekspansi dengan meningkatkan produksi minyak mentah dan gas alam. Skala Sinopec mirip dengan perusahaan minyak multinasional dan perusahaan gas besar dunia.
Tidak seperti pesaingnya, perusahaan milik negara ini lebih rentan terhadap fluktuasi margin harga minyak. Maklum, pemerintah China selalu berusaha menghindari kebijakan untuk menaikkan harga energi dalam negeri.
Untuk mengimbangi kerugian tersebut, perusahaan berencana mengekspor 50 juta ton minyak mentah ke luar negeri setiap tahun hingga 2015.
Meski terhambat oleh kebijakan pemerintah, Sinopec terus tumbuh dengan menjalin kemitraan dan membeli perusahaan minyak multinasional di seluruh dunia.
Akuisisi terbesar Sinopec terjadi pada 2011 yakni dengan membeli Daylight Energy Ltd pada Oktober senilai US$ 2,1 miliar menggunakan uang kas. Akuisisi ini membuat perusahaan mendapatkan cadangan minyak dan gas dari Kanada dan berekspansi di luar Asia.