Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Pada Selasa (21/1/2025), Rusia memperingatkan Presiden AS Donald Trump agar tidak merebut Terusan Panama.
Peringatan tersebut dikeluarkan Putin setelah Trump menegaskan kembali niatnya untuk mengambil alih jalur perairan strategis tersebut dalam pidato pelantikannya yang kedua pada hari Senin (20/1/2025).
“Kami berharap bahwa selama diskusi yang diharapkan antara pimpinan Panama dan Presiden AS Donald Trump mengenai masalah kendali atas Terusan Panama, yang tentunya termasuk dalam lingkup hubungan bilateral mereka, para pihak akan menghormati rezim hukum internasional terkini dari jalur perairan utama ini,” kata Alexander Shchetinin, direktur Departemen Amerika Latin Kementerian Luar Negeri Rusia, menurut media pemerintah Rusia, TASS.
Dikutip dari The Hill, Shchetinin menegaskan kembali komitmen Rusia terhadap kenetralan jalur perdagangan penting tersebut dan mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan Amerika dan Panama untuk terus menghormati perjanjian tersebut.
“Rusia telah menjadi pihak dalam protokol tersebut sejak 1988 dan menegaskan kewajibannya untuk mematuhi kenetralan permanen Terusan Panama, dengan mengadvokasi agar jalur air transit internasional ini tetap aman dan terbuka,” tegasnya.
Baca Juga: Barat Cemas! Xi dan Putin Bahas Hubungan dengan Trump, Ukraina, dan Taiwan
Janji Trump untuk mengambil alih kendali terusan tersebut telah menjadi tema utama retorikanya baru-baru ini, yang dipadukan dengan rencana ekspansionis di Greenland, wilayah seberang laut Denmark, dan referensi yang tampaknya dibuat-buat untuk menjadikan Kanada sebagai “negara bagian ke-51.”
“Kapal-kapal Amerika dikenakan biaya yang sangat mahal dan tidak diperlakukan secara adil dalam bentuk apa pun, termasuk Angkatan Laut Amerika Serikat. Dan yang terpenting, Tiongkok mengoperasikan Terusan Panama,” kata Trump pada hari Senin.
Panama memiliki kendali penuh atas terusan itu sendiri. Tetapi Hutchison Ports PPC, sebuah perusahaan yang berpusat di Hong Kong, mengendalikan dua pelabuhan di kedua ujungnya.
Meskipun Hutchison dan CK Hutchison Holdings, perusahaan induknya, tidak dimiliki oleh pemerintah Tiongkok, mereka tunduk pada hukum keamanan nasional yang diberlakukan Beijing terhadap Hong Kong pada tahun 2020.
Baca Juga: Trump Ancam Beri Sanksi Rusia Jika Putin Tidak Bernegosiasi Terkait Ukraina
Presiden Panama José Raúl Mulino menanggapi pernyataan Trump pada hari Senin dengan menolak janji Trump untuk merebut kembali terusan tersebut, dengan mengatakan bahwa terusan menjadi milik Panama dan akan tetap menjadi milik Panama dan administrasinya akan tetap berada di bawah kendali Panama sehubungan dengan kenetralannya yang permanen.
Mulino juga menepis anggapan bahwa Tiongkok memiliki pengaruh yang sangat besar atas terusan tersebut.
“Tidak ada negara mana pun di dunia yang mengganggu pemerintahan kami,” tegas Mulino.
Amerika Serikat membangun terusan tersebut pada awal tahun 1900-an dan melepaskan kendali atas jalur air tersebut ke Panama pada tanggal 31 Desember 1999, berdasarkan perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1977 oleh mantan Presiden Carter.
Shchetinin mencatat bahwa berdasarkan perjanjian tersebut, masing-masing dari kedua negara harus melindungi terusan tersebut dari ancaman apa pun terhadap rezim netralitas.
Tonton: Putin Beri Ucapan Selamat kepada Trump Sebelum Pelantikan, Ini Pesannya
“Pada saat yang sama, ada reservasi yang dibuat bahwa hak Amerika Serikat untuk mempertahankan Terusan Panama tersebut tidak berarti dan tidak boleh ditafsirkan sebagai hak untuk mencampuri urusan dalam negeri Panama, dan tindakan apa pun oleh pihak Amerika tidak akan pernah diarahkan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik Panama,” tambah Shchetinin.