kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Produk Eropa yang Jadi Target China sebagai Aksi Pembalasan Perang Dagang


Jumat, 21 Juni 2024 / 08:31 WIB
Ini Produk Eropa yang Jadi Target China sebagai Aksi Pembalasan Perang Dagang
ILUSTRASI. Tiongkok tampaknya menyiapkan serangkaian tindakan untuk menghukum Uni Eropa atas usulan tarif terhadap mobil listrik.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Seperti halnya perselisihan di masa lalu, Tiongkok tampaknya menyiapkan serangkaian tindakan untuk menghukum Uni Eropa atas usulan tarif terhadap mobil listrik.

Kali ini, pedoman yang ditargetkan oleh Beijing lebih mirip dengan yang diterapkan terhadap Australia beberapa tahun yang lalu. 

Yaitu, pemerintah dan media pemerintah sudah secara terbuka mengidentifikasi produk-produk tertentu yang mungkin akan dikenakan pajak.

Melansir Bloomberg, berikut adalah beberapa produk yang kemungkinan menjadi target sasarannya, dan wilayah Eropa yang akan terkena dampak paling parah.

  • Brandy dari Prancis 

Produk pertama yang menjadi sasaran Tiongkok adalah brendi Eropa. Beijing mengumumkan penyelidikan anti-dumping pada bulan Januari, yang bisa memakan waktu satu tahun atau lebih. 

Namun Kementerian Perdagangan juga dapat mengumumkan tarif awal kapan saja, seperti yang dilakukan pada penyelidikan serupa terhadap anggur Australia.

Baca Juga: Penjualan Kendaraan Listrik di Uni Eropa Menurun 12%

  • Babi dari Spanyol

Minggu ini Beijing mengumumkan penyelidikan atas tuduhan dumping daging babi di Eropa. Jika hal ini berujung pada penerapan tarif, dampaknya akan terkonsentrasi pada pemasok terkemuka seperti Spanyol, Denmark, dan Belanda.

Dampaknya terhadap China mungkin terbatas. Negara ini mendapatkan sebagian besar daging dari peternak dalam negeri, dan dapat beralih ke negara pengekspor lainnya seperti Brazil dan Amerika jika diperlukan, sehingga membatasi risiko kelangkaan atau harga yang lebih tinggi.

  • Anggur dari Mediterania

Sebuah postingan media pemerintah bulan lalu menyebut anggur sebagai salah satu produk yang mungkin menjadi sasaran, selain produk susu dan pesawat terbang.

Prancis adalah eksportir anggur terbesar di Eropa ke China. Jadi sekali lagi kerusakan akan terkonsentrasi di sana, dan negara-negara Mediterania lainnya akan menyusul.

Baca Juga: Peternak Babi Spanyol Terimbas Aksi Dumping China

  • Mobil dari Jerman 

Kamar Dagang China di Uni Eropa bulan lalu mengisyaratkan bahwa mobil impor bermesin besar dapat menjadi target pembalasan Beijing. 

Menurut laporan media pemerintah, pada hari Rabu, beberapa perusahaan mobil China yang tidak diketahui identitasnya meminta pemerintah untuk menaikkan tarif terhadap mobil bermesin besar Eropa.

Jika tarif hanya dikenakan pada eksportir Eropa, maka sebagian besar tarif akan dikenakan pada Jerman dan Slovakia.

China kecam kebijakan tarif Uni Eropa

Sebelumnya diberitakan, Beijing mengecam kebijakan tarif Uni Eropa terhadap kendaraan listrik China. 

Pemerintah China menilai kebijakan tersebut sebagai perilaku proteksionis.

Reaksi dari China dan negara-negara lain yang terlibat dalam perselisihan ini, termasuk produsen mobil Eropa dan Tiongkok, menunjukkan penolakan yang jelas terhadap keputusan Uni Eropa. 

Melansir Reuters, orang dalam industri mengatakan baik Eropa dan China memiliki alasan untuk mencapai kesepakatan dalam beberapa bulan ke depan demi menghindari penambahan biaya baru senilai miliaran dolar bagi produsen mobil listrik China. 

Pasalnya, proses Uni Eropa memungkinkan adanya peninjauan Kembali atas kebijakan kendaraan listrik.

Baca Juga: Produsen Mobil Listrik Desak China Lakukan Aksi Pembalasan Tarif ke Uni Eropa

China mengatakan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga kepentingannya setelah Komisi Uni Eropa mengumumkan pada hari Rabu bahwa mereka akan mengenakan bea tambahan hingga 38,1% pada impor mobil listrik China mulai Juli 2024 mendatang.

“Kami mendesak Uni Eropa untuk mendengarkan dengan cermat suara-suara obyektif dan rasional dari semua lapisan masyarakat, segera memperbaiki praktik yang salah, berhenti mempolitisasi masalah ekonomi dan perdagangan, dan menangani perselisihan ekonomi dan perdagangan dengan baik melalui dialog dan konsultasi,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian pada konferensi pers reguler.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×