Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI/BEIJING/BERLIN. Produsen mobil China telah mendesak Beijing untuk menaikkan tarif impor mobil bertenaga bensin Eropa.
Langkah ini merupakan aksi pembalasan atas pembatasan ekspor kendaraan listrik buatan China yang dilakukan Brussel.
Hal tersebut terungkap dalam laporan surat kabar Global Times yang didukung pemerintah yang diterbitkan pada Rabu (19/6/2024).
Melansir Reuters yang mengutip Global Times, dalam pertemuan tertutup pada hari Selasa yang juga dihadiri oleh perusahaan mobil Eropa, industri otomotif China meminta pemerintah untuk mengambil tindakan pencegahan yang tegas (dan) menyarankan agar pertimbangan positif diberikan untuk menaikkan tarif sementara pada mobil berbahan bakar bensin dengan mesin berkapasitas besar.
Menurut dua orang sumber yang mengetahui langsung permasalahan tersebut, pertemuan itu diselenggarakan oleh Kementerian Perdagangan China dan diadakan di Beijing.
Adapun pihak yang hadir antara lain SAIC, BYD, BMW, Volkswagen dan Porsche.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Mercedes-Benz, Stellantis dan Renault, dua sumber terpisah yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters.
Menurut sumber Reuters, tujuan utama pertemuan tersebut adalah untuk memberikan tekanan pada Eropa dan melobi terhadap tarif yang diumumkan Brussels pekan lalu untuk melindungi industri mobilnya dari persaingan Tiongkok.
Baca Juga: Perusahaan Warren Buffett Jual Saham BYD China, Diduga Ini Penyebabnya
Kementerian tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui faks yang dikirimkan Reuters.
BMW, Volkswagen, Stellantis dan Renault menolak berkomentar.
Juru bicara Mercedes-Benz mengatakan kelompoknya mendukung rezim perdagangan liberal berdasarkan aturan WTO.
“Dengan latar belakang globalisasi dan saling ketergantungan ekonomi di zaman kita, moto untuk menjamin kesejahteraan dan perdamaian adalah: dialog dan kerja sama yang konstruktif. Kami mengandalkan upaya para politisi untuk melanjutkan dialog ini,” demikian pernyataan Mercedes-Benz.
Orang dalam industri mengatakan, baik Eropa dan China memiliki alasan untuk ingin mencapai kesepakatan dalam beberapa bulan ke depan.
Tujuannya untuk mengurangi ketegangan dan menghindari penambahan biaya baru senilai miliaran dolar bagi pembuat kendaraan listrik China, karena tarif Uni Eropa memungkinkan untuk dilakukan peninjauan kembali.
Baca Juga: China Balas Tarif Kendaraan Listrik Uni Eropa Lewat Daging Babi
Sementara itu, menurut Stefan Hartung, CEO Bosch, pemasok otomotif terbesar di dunia, pengumuman pengenaan tarif dapat memicu pembicaraan antara Brussels dan Beijing yang bertujuan untuk menghindari hal tersebut.
Komisi Eropa mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya sedang mengkaji situasi tersebut "dengan maksud untuk mendiskusikan apakah solusi yang disepakati bersama dapat ditemukan."