Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Hubungan perdagangan dan tarif masih menjadi pokok bahasan menarik saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump hadir di KTT ASEAN ke-47 di Malaysia. Sejumlah negara memanfaatkan pertemuan ini untuk membahas ulang tarif perdagangan dengan AS.
Di sela-sela KTT, delegasi AS dan China menggelar perundingan perdagangan untuk mencegah eskalasi baru dalam perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia. Topik utama dalam pembahasan termasuk pengendalian pasokan logam tanah jarang (rare earth), yang selama ini didominasi oleh China.
Jamieson Greer, Kepala Negosiator Perdagangan AS, mengatakan, pembicaraan berlangsung produktif. Ia juga optimistis akan ada kemajuan dalam negosiasi.
Baca Juga: Donald Trump di Depan Para Pemimpin Negara ASEAN: AS Bersama Anda 100%!
"Saya rasa kami telah menyusun kerangka kerja yang sangat baik untuk dibahas para pemimpin pada Kamis," ujar Menteri Keuangan AS Scott Bessent, dikutip Reuters. Trump akan tur di Asia selama lima hari sampai 30 Oktober.
Di saat yang sama Trump pada Minggu (26/10) menandatangani serangkaian perjanjian dagang dan kerjasama sektor mineral kritis dengan tiga negara Asia Tenggara, yakni Thailand, Malaysia, dan Kamboja. Ini sebagai upaya Washington mendiversifikasi rantai pasok global, karena pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China.
Brasil dan Kanada
Trump juga berkomitmen mengatasi hambatan tarif dan non-tarif yang selama ini memengaruhi hubungan dagang antara AS dan kawasan ASEAN. Menurut pernyataan Gedung Putih, Amerika Serikat akan mempertahankan tarif sebesar 19% terhadap sebagian besar ekspor dari ketiga negara tersebut.
Di saat yang sama, Trump juga menjadwalkan pertemuan dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva pada Minggu malam untuk membahas tarif impor AS sebesar 50% terhadap produk Brasil.
Lula menyebut kebijakan ini sebagai kesalahan besar, mengingat AS mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 410 miliar dengan Brasil dalam 15 tahun terakhir. Trump sebelumnya memberi sinyal, ia terbuka untuk menurunkan tarif tersebut.
Namun, pertemuan serupa tidak dijadwalkan dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, setelah Trump pada Sabtu mengumumkan kenaikan tambahan tarif 10% atas Kanada, menyusul sengketa iklan perdagangan.













