kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini Satu Alasan Mengapa Warren Buffett Tidak Menjadi Orang Terkaya di Dunia


Kamis, 07 November 2024 / 03:00 WIB
Ini Satu Alasan Mengapa Warren Buffett Tidak Menjadi Orang Terkaya di Dunia
ILUSTRASI. Warren Buffett mengejutkan dunia pada tahun 2006, ketika ia berjanji untuk mendonasikan hampir semua kekayaannya yang sangat melimpah. REUTERS/Scott Morgan


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Warren Buffett mengejutkan dunia pada tahun 2006, ketika ia berjanji untuk mendonasikan hampir semua kekayaannya yang sangat melimpah. 

Sejak saat itu, Buffett telah menyumbangkan lebih dari US$ 55 miliar dari Berkshire Hathaway untuk amal. Ini termasuk hadiah senilai US$ 5,3 miliar pada akhir Juni yang menjatuhkannya dua posisi dari daftar orang terkaya Forbes, dari posisi 8 ke posisi10. Itu merupakan peringkat terendahnya dalam lebih dari dua dekade. 

Forbes memperkirakan kekayaan bersih Buffett mencapai US$ 128,9 miliar per Juli 2024.

Tetapi bagaimana jika Buffett, yang mungkin merupakan dermawan terhebat dalam sejarah, malah memutuskan untuk menyimpan semua saham Berkshire untuk dirinya sendiri alias tidak beramal atau berdonasi?

Buffett memiliki 474.998 saham Kelas A, yang bernilai sekitar US$ 43 miliar, ketika ia membuat pengumuman bersejarah pada musim panas 2006. 

Jika ia masih memiliki semua saham itu hari ini, nilai sahamnya akan mencapai US$ 292 miliar per Juli 2024.

Menurut perhitungan Forbes, dengan tambahan sekitar US$ 1 miliar atau lebih dari saham Kelas B dan investasi pribadi, Buffett yang tanpa amal atau donasi akan memiliki kekayaan sekitar US$ 293 miliar. 

Baca Juga: Warren Buffett Beri 4 Cara Mengajarkan Cara Mengelola Uang Pada Anak

Nilai kekayaan tersebut akan membuatnya lebih kaya sekitar dari orang terkaya di planet saat ini, Elon Musk yang memiliki kekayaan bersih US$ 270,5 miliar per 1 Oktober 2024. 

Buffett juga lebih kaya dari Larry Ellison yang berada di posisi dua dengan nilai kekayaan US$ 208 miliar, Jeff Bezos dengan nilai kekayaan US$ 204,3 miliar, serta Mark Zuckerberg dengan nilai kekayaan US$ 198 miliar. 

Dengan kata lain, jika Warren Buffett memutuskan untuk tidak beramal atau mendonasikan kekayaannya, ia akan dengan mudah menjadi orang terkaya di dunia. 

Faktanya, tidak demikian. Dengan kekayaan teoretis US$ 293 miliarnya, Buffett secara pribadi dapat membeli seluruh perusahaan McDonald, semua saham Coca-Cola atau semua 50 tim olahraga paling berharga di dunia.

Baca Juga: Satu Karakter Warren Buffett yang Bikin Dirinya Kaya Raya: Mau Mengubah Pikiran

Sebaliknya, Buffett yang terkenal hemat telah bekerja untuk memberikan lebih dari 99% dari kekayaannya, terutama melalui tradisi sumbangan musim panas bernilai miliaran dolar kepada lima yayasan yang dipilih sendiri dari simpanan sahamnya. 

“Saya akan terus hidup dengan cara yang bisa memberikan saya segala sesuatu yang mungkin saya inginkan dalam hidup,” jelas Buffett.

Setelah hampir dua dekade memberi, investor berusia 94 tahun itu masih memiliki saham Berkshire sebanyak 207.963 saham Kelas A, yang bernilai sekitar US$ 128 miliar pada 8 Juli. 

Dia berencana untuk terus memberikan hadiah saham ke lima yayasan setiap tahun sampai kematiannya. 

Tonton: Bukan Bitcoin! Ini 2 Aset yang Lebih Dilirik Warren Buffett

Tapi, dalam surat November dan wawancara dengan Wall Street Journal yang diterbitkan pada akhir Juni, Buffett mengatakan dia telah memutuskan bahwa apa yang tersisa dari kekayaannya pada saat kematian akan disumbangkan melalui yayasan yang dikelola oleh anak-anaknya, bukan ke Gates Foundation, seperti yang diyakini sebelumnya. 



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×