kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.175   100,00   0,61%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Ini Sederet Investor yang Mengincar Tiktok


Jumat, 24 Januari 2025 / 15:21 WIB
Ini Sederet Investor yang Mengincar Tiktok
ILUSTRASI. The TikTok logo is pictured outside the company's U.S. head office in Culver City, California, U.S., September 15, 2020. REUTERS/Mike Blake


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Induk TikTok di China memiliki waktu dua bulan untuk menemukan pembeli untuk dapat berbisnis AS atau dilarang beroperasi. Sampai saat ini, ByteDance Ltd pemilik Tiktok belum menyelesaikan masalah tersebut dan masih enggan untuk menjualnya. 

Proses mencari solusi ini bahkan hampir membuat Tiktok diblokir pada 19 Januari sesuai hukum di AS. Namun, pada Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang menunda larangan tersebut dan memberi tambahan waktu 75 hari kepada Bytedance untuk menjual Tiktok. "Saya memiliki tempat yang hangat untuk TikTok yang awalnya tidak saya miliki," kata Trump saat menandatangani perintah dari Ruang Oval.

Sejatinya, penawar Tiktok cukup banyak. Bahkan ada yang bersedia membayar lebih dari US$ 50 miliar. Namun Bill Ford anggota dewan ByteDance dan CEO General Atlantic kepada Bloomberg Television mengatakan, mempertimbangkan solusi selain menjual Tiktok. Sejak keputusan AS agar saham Tiktok, para calon pembeli mulai antri untuk membeli. 

Baca Juga: Perusahaan Pangeran Saudi Incar Investasi TikTok di Tengah Spekulasi Akuisisi Musk

Pertama ada Frank McCourt dan Kevin O’Leary. Miliarder dan mantan pemilik Los Angeles Dodgers dan investor Shark Tank O’Leary mengaku mereka telah mengajukan diri. McCourt, yang memiliki kekayaan bersih sebesar US$ 2,4 miliar menurut Bloomberg Billionaires Index, mengatakan grup tersebut tidak perlu membeli algoritma perangkat lunak yang merekomendasikan konten kepada pengguna TikTok. Hal ini dapat membuat penawarannya lebih menarik bagi ByteDance dan pemerintah China, yang tidak mungkin menjual teknologi hak milik tersebut. "Saya setuju dengan apa pun yang sah," katanya kepada CNBC.

Kedua ada Youtuber populer dengan bernama asli Jimmy Donaldson alias MrBeast. Dia mengaku tengah berbicara dengan beberapa grup investasi yang mencoba membeli aplikasi tersebut termasuk grup yang dipimpin oleh pengusaha teknologi Jesse Tinsley, pendiri Employer.com. Penawaran yang diajukan minggu ini juga memasukkan Donaldson dalam daftar investornya. Namun, Donaldson sedang mempertimbangkan berbagai hal. "Beberapa calon pembeli tengah berdiskusi dengan Jimmy, tetapi ia tidak memiliki perjanjian eksklusif dengan salah satu dari mereka," kata seorang juru bicara kepada Bloomberg. Dia menambahkan, Donaldson akan memainkan peran yang lebih operasional daripada peran finansial dalam setiap tawaran.

Selain dua peminat tersebut, Trump memiliki pilihan sendiri. Salah satunya adalah Elon Musk. Orang terkaya di dunia ini memiliki kekayaan bersih US$ 440 miliar, menurut Bloomberg Billionaires Index. Musk juga penasihat utama Trump dan pemilik perusahaan jejaring sosial lainnya, X, situs yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Yang terpenting, pejabat pemerintah Tiongkok juga telah membahas gagasan Musk untuk memiliki TikTok. Ia mungkin salah satu dari sedikit calon pembeli yang bisa mendapatkan persetujuan yang diperlukan dari pejabat di AS dan China. "Saya akan terbuka jika ia (Muks) ingin membelinya," jawab Trump.

Baca Juga: Ini Pernyataan Terbaru Miliarder Frank McCourt Perihal Rencana Akuisisi TikTok

Pilihan lain Trump adalah Ketua Oracle Corp, Larry Ellison. "Saya ingin Larry juga membelinya," kata Trump minggu ini saat Ellison berdiri hanya beberapa langkah darinya. Ellison, yang memiliki kekayaan bersih US$ 209 miliar juga menjadi pendukung Trump. Oracle merupakan mitra teknologi dan infrastruktur utama untuk TikTok yang telah menyimpan data aplikasi AS. Empat tahun lalu, Trump juga telah mencoba meminta penjualan TikTok. Oracle menjadi salah satu perusahaan yang dipilih oleh Trump untuk mengakuisisi TikTok. Namun kesepakatan tersebut gagal. Pasalnya, Oracle dibebani utang dan telah menginvestasikan sebagian besar uang cadangannya untuk membangun pusat data.

Trump juga telah berulang kali meminta saham TikTok sebagian dimiliki oleh Amerika Serikat. Ia menyarankan, investor baru harus membeli aplikasi tersebut dan memberikan setengahnya kepada AS sebagai imbalan atas izin operasi di negara tersebut. Namun bagaimana skema mengambil saham dan pengelolaan tidak jelas. Trump memegang kekuasan untuk memaksa pembeli baru dan memberi pemerintah saham finansial di masa depan Tiktok. 

Peminat lain dari Tiktok adalah perusahaan teknologi. Salah satunya adalah Meta Platforms Inc yang telah mengendalikan produk jejaring sosial terbesar di dunia, termasuk Facebook dan Instagram. CEO Meta Mark Zuckerberg sudah jelas memiliki kelebihan daripada siapa pun dalam membangun audiens besar untuk produk semacam itu secara daring. Perusahaan tersebut telah memiliki bisnis periklanan mapan yang dapat memperoleh keuntungan besar dari penambahan aplikasi TikTok. Sayangnya bagi Meta, keberhasilan dan dominasi itulah yang menjadi alasan mengapa kesepakatan tidak mungkin terjadi. Meta menghadapi pengawasan antimonopoli ketat, bahkan regulator federal di AS mencoba memecah perusahaan tersebut. Jadi mustahil Meta bisa dengan mudah memiliki layanan jejaring sosial lain sebesar TikTok.

Google yang sudah memiliki YouTube, platform video terkemuka di dunia, dan memiliki bisnis periklanan kuat memang akan cocok dengan TikTok. Google memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang kreator video daring yang akan menjadikannya tempat menarik bagi orang-orang yang mencari nafkah dengan mengunggah video ke TikTok. Namun seperti Meta, Google milik Alphabet Inc. sedang melawan tuduhan antimonopoli, dan Departemen Kehakiman AS akhir tahun lalu menemukan bahwa Google secara ilegal memonopoli pasar pencarian daring. Gagasan regulator menyetujui penambahan platform periklanan besar lainnya tidak mungkin.

Baca Juga: Remaja Bakar Rumah Anggota DPR AS Akibat TikTok Diblokir

Ada juga Amazon.com Inc yang memiliki pengalaman mengoperasikan layanan video, Twitch. Perusahaan ini memiliki hampir US$ 72 miliar dalam bentuk tunai setara di neracanya. Selain itu, Amazon sudah menjadi mitra TikTok untuk fitur belanja, dan dapat memperoleh manfaat dari integrasi yang lebih dalam dengan TikTok Shop, cabang e-commerce aplikasi tersebut. Amazon yang lebih dikenal karena kegunaannya, dengan mesin pencari produknya yang membantu pembeli menemukan apa yang mereka butuhkan dengan cepat dan melanjutkan hidup mereka. TikTok akan menambah dimensi yang selama ini menjadi kendala Amazon, seperti penemuan dan inspirasi. Tidak jelas apakah Amazon tertarik dengan TikTok, tetapi pendiri Jeff Bezos tengah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan Trump yang dapat membantu memengaruhi kemungkinan kesepakatan; Bezos dan mitranya, Lauren Sanchez, menghadiri pelantikan Trump minggu ini, hanya berjarak beberapa kursi dari presiden dan keluarganya.

Microsoft bahkan telah menyatakan minat pada Tiktok pada empat tahun lalu. Microsoft telah memiliki LinkedIn. Namun, CEO Microsoft Satya Nadella menyebut proses penjualan dari tahun 2020 sebagai hal teraneh yang pernah dikerjakannya, dan tidak diketahui apakah Microsoft bersedia menjalani proses penawaran untuk kedua kalinya dengan melibatkan Trump.

Netflix Inc. tidak pernah melakukan akuisisi besar dan secara konsisten mengatakan tidak tertarik pada Tiktok. Namun, TikTok dilaporkan telah mendekati Netflix untuk membahas kemungkinan kesepakatan pada tahun 2020 dan meskipun tidak ada yang terwujud pada saat itu. Netflix tetap menjadi pilihan yang logis jika raksasa streaming tersebut berubah pikiran. Saham Netflix mendekati titik tertinggi sepanjang masa dan kemungkinan TikTok akan memberi perusahaan tersebut platform distribusi video berdurasi pendek baru untuk melengkapi film dan TV yang diproduksi secara profesional. Hal ini juga dapat membantu Netflix menjangkau jutaan konsumen muda Amerika dan membantunya bersaing lebih baik dengan YouTube.

Selanjutnya: Rupiah Lanjut Menguat dan Ditutup di Level Rp 16.172 Per Dolar AS Hari Ini (24/1)

Menarik Dibaca: Hujan Petir Udara Kabur di Wilayah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (25/1) di Jawa Timur



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×