CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini Tujuan India Menarik Semua Uang Kertas 2.000 Rupee


Selasa, 23 Mei 2023 / 07:36 WIB
Ini Tujuan India Menarik Semua Uang Kertas 2.000 Rupee
ILUSTRASI. Pada akhir pekan lalu, pemerintah India mengumumkan akan menarik uang kertas denominasi tertingginya dari peredaran. REUTERS/Thomas White


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MUMBAI.  Pada akhir pekan lalu, pemerintah India mengumumkan akan menarik uang kertas denominasi tertingginya dari peredaran. 

Melansir Reuters, uang kertas 2.000 rupee, yang mulai diedarkan pada tahun 2016, akan tetap menjadi alat pembayaran yang sah. Akan tetapi, warga diminta untuk menyetor atau menukar uang kertas ini paling lambat 30 September 2023.

Nilai uang kertas yang beredar adalah 3,6 triliun rupee ($ 44,02 miliar).

Lantas, apa tujuan bank sentral India menarik uang kertas 2.000 rupee?

Para analis dan bankir yang diwawancarai Reuters menilai, keputusan bank sentral India untuk menarik uang kertas denominasi tertingginya dari peredaran kemungkinan bertujuan untuk meningkatkan likuiditas sistem perbankan dan menurunkan suku bunga jangka pendek yang baru-baru ini meningkat.

Kotak Institutional Equities memperkirakan likuiditas dapat meningkat sekitar 1 triliun rupee. Sementara QuantEco Research mematok potensi dampak likuiditas pada 400 miliar rupee hingga 1,1 triliun rupee.

Dealer Utama ICICI Securities memperkirakan surplus likuiditas bisa meningkat menjadi Rp 1,5-2 triliun.

Baca Juga: Inflasi Landai, Puncak Kenaikan Suku Bunga Acuan Sudah di Depan Mata

Surplus likuiditas sistem perbankan India rata-rata sekitar 600 miliar rupee sejauh ini di bulan Mei.

Sementara, menurut Pranjul Bhandari, kepala ekonom India di HSBC, sekitar 2,5-3 triliun rupee likuiditas sektor perbankan bocor saat mata uang beredar setiap tahun.

Sebagian besar ekonom memperkirakan penarikan uang kertas tidak terlalu mengganggu perekonomian dibandingkan demonetisasi 2016.

Ketika uang kertas 2.000-rupee diperkenalkan pada tahun 2016, mereka dimaksudkan untuk mengisi kembali mata uang ekonomi India yang beredar dengan cepat setelah demonetisasi.

Namun, bank sentral sering mengatakan ingin mengurangi peredaran uang kertas bernilai tinggi dan menghentikan pencetakan uang kertas pecahan 2.000 rupiah selama empat tahun terakhir.

Baca Juga: Penarikan Uang Kertas 2.000 Rupee, Apa Dampaknya bagi Perekonomian India?

"Denominasi ini tidak umum digunakan untuk transaksi," kata Reserve Bank of India dalam komunikasinya saat menjelaskan keputusan penarikan uang kertas tersebut.

Pemerintah dan bank sentral tidak mengungkapkan alasan waktu penarikan. Namun, analis menunjukkan bahwa itu terjadi menjelang pemilihan negara bagian dan umum di negara itu ketika penggunaan uang tunai biasanya melonjak.

"Melakukan langkah seperti itu menjelang pemilihan umum adalah keputusan yang bijak," kata Rupa Rege Nitsure, kepala ekonom grup di L&T Finance Holdings. 

Dia menambahkan, "Orang-orang yang telah menggunakan uang kertas ini sebagai penyimpan nilai mungkin menghadapi ketidaknyamanan." 



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×