Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Washington. China semakin berani menunjukkan kekuatan militernya dengan sejumlah negara belakangan ini, terutama di sekitar kawasan Laut China Selatan. Ternyata, hal itu terjadi lantaran kekuatan militer China yang semakin kuat.
Militer China sedang mendorong penggandaan 200 lebih hulu ledak nuklirnya dalam 1 dekade, dengan kemampuan untuk meluncurkannya bersama rudal balistik melalui darat, laut dan udara,
Pentagon melaporkan pada Selasa (1/9/2020), selain bertujuan untuk kesetaraan teknologi dengan Amerika Serikat (AS), Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) juga fokus untuk melakukan operasi bersama, bahkan berniat untuk dapat mencegah atau mengalahkan upaya AS turun tangan atas nama Taiwan.
Baca juga: Promo tumbler Tupperware khusus September 2020
Melansir AFP pada Selasa (1/9/2020), dikatakan bahwa PLA telah menyamai atau melampaui militer AS di beberapa bidang, termasuk pembuatan kapal, rudal balistik dan jelajah darat, serta sistem pertahanan udara.
Laporan tahunan dalam perkiraan publik pertama dari kapasitas nuklir China, disebutkan bahwa negara itu memiliki hulu ledak yang berjumlah "di bawah 200", dalam persediaan nuklirnya, kurang dari 300 atau lebih yang diperkirakan oleh analis independen.
Laporan Pentagon mengatakan jumlah hulu ledak dan nuklirnya diperkirakan akan berlipat ganda selama 10 tahun. China sudah dapat meluncurkan senjata nuklir dengan rudal balistik dari darat dan laut, dan sedang mengembangkan kapasitas untuk mengembangkan rudal balistik yang diluncurkan dari udara juga.
"Tampaknya Beijing akan berusaha mengembangkan militer pada pertengahan abad yang setara dengan, atau dalam beberapa kasus lebih unggul dari militer AS, atau kekuatan besar lainnya yang dipandang China sebagai ancaman," kata laporan itu.
Jika China mencapai tujuan itu dan AS gagal menanganinya, laporan itu mengatakan, "akan memiliki implikasi serius bagi kepentingan nasional AS dan keamanan tatanan berbasis aturan internasional."
Seorang pejabat Pentagon mengatakan bahwa meski pun China tetap jauh di belakang AS, dalam hal hulu ledak nuklir, percepatan tersebut menunjukkan Beijing bergerak dari "postur pencegahan minimum" tradisionalnya ke persaingan penuh.
"Dikombinasikan dengan kurangnya transparansi mengenai maksud strategis mereka dan kebutuhan akan kekuatan nuklir yang jauh lebih besar dan lebih beragam, perkembangan ini menimbulkan perhatian yang signifikan bagi AS," kata Wakil Asisten Menteri Pertahanan Chad Sbragia.
Sbragia mengatakan ekspansi militer adalah bagian dari strategi keseluruhan China untuk modernisasi besar-besaran dan untuk memantapkan dirinya sebagai kekuatan global terkemuka pada 2049. China telah memperjelas bahwa mereka melihat AS berusaha mempertahankan supremasi militer secara global, dan mengatakan Washington, dengan pangkalan militer di tepi Pasifik barat dan kehadiran angkatan laut yang kuat di seluruh kawasan, adalah sumber ketegangan di Asia.
Baca juga: Semua pusat budaya China di AS akan ditutup, ini alasannya
Laporan itu mencatat bahwa China sudah memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan 350 kapal dan kapal selam, dibandingkan dengan 293 Angkatan Laut AS. Pentagon telah menyoroti defisit itu karena China berusaha memperluas armadanya menjadi 355 kapal.
Laporan itu juga menyoroti keunggulan China, yang tidak dibatasi oleh perjanjian senjata yang dimiliki AS dan Rusia, dalam rudal balistik yang diluncurkan dari darat. Baca juga:
Namun, AS memimpin dalam peluncuran rudal balistik kapal selam dan yang diluncurkan dari udara. Sedangkan informasi terakhir, China masih bekerja untuk melakukan pengembangan. Laporan tersebut menggambarkan China bertekad untuk memproyeksikan kekuatannya ke Pasifik timur di luar Taiwan, dan untuk menekan AS keluar dari wilayah tersebut.
Laporan itu mengatakan bahwa ketika China berusaha untuk membawa Taiwan, sekutu Washington di bawah kendalinya, Beijing mencari kemampuan untuk memenangkan kemungkinan perang dengan AS atas pulau itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ekspansi Militer China: Gandakan 200 Lebih Hulu Ledak dalam 1 Dekade",
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca