Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
Sementara Direktur Jenderal WHO menyampakkan penekankan empat hal. Yakni pertama pentingnya multirateralisme, kedua kesatuan nasional, ketiga solidaritas internasional dan keempat, health for all," kata Retno
Pemimpun Gerakan Non Blok juga mengaskan dan juga menyerukan agar kemitraan global dalam bentuk kerjasama kongkrit seperti bantuan pembangunan dan keringanan utang terutama bagi negara berpenghasilan rendah atau low income countries.
Pada akhir pertemuan, para pemimpin Gerakan Non Blok menyepakati deklarasi
- Deklarasi keprihatinan terkait penyebaran dan dampak covid-19., diakui yang paling terdampak adalah adalah poors dan yang paling rentan, yang akan mengakibatkan kemunduran pembangunan yang sudah dilakukan oleh negara berkembang dan kesulitan mencapai Sustainable Development Goals (SDGs).
- Deklarasi memberikan dukungan multilateralisme dan WHO dalam menangani Covid-19,
- Deklarasi menyambu baik Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangasa (PBB) No 74/270 tentang global solidariti to fight Covid-19 yang salah satunya digagas RI.
- Deklarasi pentingya Solidaritas kerjasama dalam menyediakan obat dan peralatan medis dan mencegah dampak Covid-919 terhadap ekonomi
- Deklarasi pentingnya pertukaran informasi dan best practice serta implementasi guideline WHO terkait covid
- Deklarasi perlunya mencabut unilateral yang tidak sesuai dengan hukum internasional dan piagam PBB untuk memastikan agar penangananan Covid-19 bisa efektif.
- Kesepakatan pembentukan gugus tugas Gerakan Non Blok. Tugas dari Gugus Tugas ini untuk menyusun database kebutuhan medis dan kemanusiaan negara GNB dan selanjutnya disampaikan ke negara organisasi donor.
"KTT GNB ini tidak hanya menghasilkan pernyatan politik tapi gagasan kongrit pembentukan gugus tugas GNB," terang Retno Marsudi.