kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah mereka-mereka yang terlibat dalam drama kasus skandal Trump-Ukraina


Sabtu, 05 Oktober 2019 / 11:38 WIB
Inilah mereka-mereka yang terlibat dalam drama kasus skandal Trump-Ukraina
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump


Reporter: Khomarul Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Upaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menekan Ukraina agar menyelidiki saingan utamanya dalam pemilihan presiden AS tahun 2020 yakni Joe Biden mendorong Ketua Kongres AS Nancy Pelosi dan anggota Partai Demokrat lainnya bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan, mengancam kepresidenannya.

Skandal itu juga disebut-sebut melibatkan sejumlah besar pejabat Ukraina.

Berikut adalah beberapa tokoh utama Amerika SerikatĀ  (AS) yang terlibat dalam drama kasus ini yang disarikan oleh Reuters:

RUDY GIULIANI

Pengacara pribadi Trump, mantan walikota New York dan kandidat presiden 2008 tersebut adalah tokoh sentral dalam skandal yang mengarah pada penyelidikan pemakzulan.

Bertindak secara independen dari pemerintah AS, Giuliani telah mendesak para pejabat Ukraina untuk menyelidiki salah satu pesaing utama Trump dalam pemilihan presiden 2020, mantan Wakil Presiden AS Joe Biden.

Baca Juga: Jaksa Agung Ukraina janji akan memeriksa kasus Biden dan putranya

Giuliani mengatakan Biden secara tidak patut menekan Ukraina untuk memecat Jaksa Agung Ukraina Viktor Shokin, agar menghentikan penyelidikan terhadap sebuah perusahaan yang menempatkan Hunter Biden, anak Biden, di dewan direksi perusahaan tersebut.

Dalam panggilan telepon 25 Juli 2019 lalu, Trump mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk bertemu dengan Giuliani dan Jaksa Agung AS William Barr untuk membahas kekhawatiran presiden tentang Biden.

Komite Intelijen Kongres AS yang dipimpin Partai Demokrat telah memberikan Giuliani waktu hingga 15 Oktober untuk menyerahkan dokumen terkait pekerjaannya.

Baca Juga: Dikhawatirkan bahayakan keamanan AS, kongres minta akses telepon Trump dan Putin

JOE BIDEN

Mantan wakil presiden AS ini telah lama memimpin dari 19 kandidat yang berharap untuk memenangkan nominasi Partai Demokrat untuk menghadapi Trump dalam pemilihan November 2020.

Biden menuduh Giuliani menjajakan "teori konspirasi palsu". Biden mendesak jaringan televisi AS untuk berhenti menampilkan Giuliani tampil di udara.

Sebagai wakil presiden semasa Barack Obama, Biden memainkan peran utama dalam upaya AS untuk memberhentikan Shokin karena masalah korupsi. Biden mengaku, dia mengatakan kepada Presiden Ukraina Petro Poroshenko di Kiev pada Desember 2015 bahwa Amerika Serikat akan menahan jaminan pinjaman seniai US$ 1 miliar jika Shokin tetap bekerja.

Baca Juga: Makin panas, Trump ingin Ukraina dan China menyelidik Biden dan putranya

HUNTER BIDEN

Putra Joe Biden ini bertugas di dewan direksi Burisma Group, produsen gas alam pribadi, antara tahun 2014 dan 2018. Para kritikus menyarankan dia tidak melakukan pekerjaan yang sebenarnya untuk perusahaan, sebuah tuduhan yang telah Hunter bantah.

Burisma menghadapi tuduhan menghindari pajak dan tidak mendapatkan izin untuk simpanan gas secara tidak patut.

Pejabat Ukraina mengumumkan pada 4 Oktober bahwa mereka akan meninjau 15 investigasi sebelumnya terkait dengan Burisma, dan Biro Anti-Korupsi Nasional negara itu mengatakan pada bulan September bahwa mereka sedang menyelidiki aktivitas di Burisma antara 2010 dan 2012, sebelum keterlibatan Hunter Biden. Perusahaan membantah melakukan kesalahan.

Jaksa Agung Ukraina Ruslan Ryaboshapka, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak mengetahui adanya bukti kesalahan oleh Hunter Biden.

WILLIAM BARR

Dalam panggilan telepon 25 Juli, Trump mendorong Zelenskiy untuk bekerja dengan Barr, Jaksa Agung AS untuk menyelidiki Joe Biden dan putranya. Barr tidak mengetahui panggilan itu sampai beberapa minggu setelah itu terjadi, dan belum berkomunikasi dengan Ukraina, menurut Departemen Kehakiman.

Tetapi dalam sembilan bulan sebagai pejabat tinggi penegakan hukum nasional, Barr telah mengambil beberapa tindakan yang menguntungkan Trump dan menyebabkan Parrai Demokrat mempertanyakan soal ini.

Barr memutuskan pada bulan Maret 2019 untuk tidak menuntut Trump karena menghalangi keadilan yang mengganggu penyelidikan Penasihat Khusus Robert Mueller tentang upaya Rusia dalam mempengaruhi pemilu 2016.

Ketika ia merilis laporan Mueller pada bulan April, Barr mengulangi pernyataan Trump bahwa penasihat khusus itu tidak menemukan "kolusi" antara kampanye Trump dan Rusia. Mueller sebenarnya telah menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti untuk membawa tuduhan konspirasi kriminal itu, tetapi ia menguraikan banyak contoh di mana pejabat kampanye menyambut campur tangan Rusia dalam pemilihan.

Baca Juga: Joe Biden: Trump takut saya kalahkan dalam Pilpres AS 2020

MIKE POMPEO

Menteri Luar Negeri AS seorang pendukung Trump yang vokal ini, mengetahui panggilan telepon 25 Juli antara Trump dan Zelenskiy tetapi tidak mengatakan apakah ia mendengar sesuatu yang tidak biasa. Dia telah menentang upaya Partai Demokrat untuk mendapatkan informasi dari pejabat Departemen Luar Negeri saat ini sebagai bagian dari penyelidikan impeachment mereka.

Ketua Komite Urusan Luar Negeri Kongres AS Eliot Engel mengatakan Pompeo adalah "saksi fakta" dan menuduhnya menghalangi penyelidikan mereka.

Sebelum menjadi diplomat top Amerika Serikat, Pompeo adalah kepala CIA dan sebelum itu menjadi anggota Kongres dari Partai Republik.

Baca Juga: Pesan Biden untuk Trump: Anda tidak bisa menghancurkan saya

VOLKER KURT

Sebagai mantan perwakilan khusus AS untuk Ukraina, Volker adalah salah satu dari dua diplomat Amerika yang menekan rekan-rekan mereka di Ukraina untuk meluncurkan penyelidikan yang dapat menguntungkan Trump, menurut pesan singkat yang ia berikan kepada Kongres AS. Volker bekerja dengan Giuliani dalam upaya tersebut, demikian pesan itu menunjukkan.

Dalam komunikasi itu, dia mengatakan kepada seorang pejabat Ukraina bahwa pertemuan antara kedua pemimpin negara terkait perjanjian Kiev untuk menyelidiki pemilihan AS tahun 2016. Dia kemudian menekan Ukraina untuk mengeluarkan pernyataan publik yang mengumumkan penyelidikan ke Burisma dan pemilu 2016.

Volker mengundurkan diri dari jabatannya pada akhir September 2019.

Baca Juga: Wah, makin banyak warga Amerika yang mendukung Donald Trump untuk dimakzulkan

GORDON SONDLAND

Sondland, Duta Besar AS untuk Uni Eropa, juga terlibat dalam upaya untuk membuat Ukraina menyelidiki Biden dan pemilu tahun 2016.

Sondland berusaha memadamkan kekhawatiran duta besar AS lain, Bill Taylor - yang menjadi duta besar di Ukraina adalah diplomat senior di sana - bahwa pemerintahan Trump menahan bantuan asing sampai Kiev setuju untuk membantu kampanye politik Trump.

MASHA YOVANOVITCH

Mantan duta besar AS untuk Ukraina itu tiba-tiba dipanggil kembali ke Amerika Serikat pada Mei 2019, meninggalkan Amerika Serikat tanpa kehadiran diplomatik tingkat tinggi di Ukraina yang menjadi garis depan perselisihan Barat dengan Rusia.

Seorang diplomat karier Departemen Luar Negeri AS yang pernah bertugas di bawah pemerintahan Republik dan Demokrat, Yovanovitch menjadi sasaran serangan para pendukung Trump. Giuliani mengatakan dia telah dihapus karena dia tidak cukup loyal kepada Trump. Demokrat menyebut pencopotan Yovanovitch bermotivasi politik.

Baca Juga: Polling: Dukungan rakyat Amerika untuk pemakzulan Trump naik menjadi 45%

MICHAEL ATKINSON

Sebagai inspektur jenderal Komunitas Intelijen, Atkinson berfungsi sebagai pengawas internal untuk badan-badan intelijen seperti direktur intelijen nasional dan CIA. Dalam peran itu, ia menangani keluhan seorang pengungkap fakta yang pertama kali melaporkan upaya pemerintahan Trump melibatkan Ukraina secara tidak patut dalam urusan AS.

Atkinson menganggap pengaduan tersebut kredibel, dan memutuskan bahwa pengaduan tersebut memenuhi syarat sebagai "masalah mendesak" yang oleh hukum harus dibagi dengan Kongres.

Namun, Departemen Kehakiman dan direktur pelaksana intelijen nasional AS Joseph Maguire menetapkan bahwa pengaduan tersebut tidak boleh dibagikan kepada anggota parlemen. Atkinson kemudian memberi tahu Kongres tentang perselisihan itu.

Atkinson mengatakan dia akan berjuang untuk melindungi identitas pelapor, yang telah menjadi sasaran serangan oleh Trump.

Baca Juga: Permintaan penyelidikan pemakzulan oleh DPR AS kian intensif, Trump tetap membangkang



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×