Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Ketegangan antara China dan Australia kembali meningkat setelah Beijing menuduh Canberra berusaha menutupi pelanggaran wilayah udara di atas Laut China Selatan.
Tuduhan ini muncul menyusul insiden yang melibatkan pesawat militer kedua negara di sekitar Kepulauan Paracel.
Baca Juga: Bursa Asia Cenderung Melemah di Pagi Ini (22/10), Indeks Nikkei 225 Anjlok 1,3%
Kementerian Pertahanan China pada Rabu (22/10/2025) menyatakan bahwa pernyataan Australia mengenai insiden tersebut merupakan upaya untuk “menutupi tindakan intrusi” pesawat militer Australia ke wilayah udara China.
Beijing mengonfirmasi telah menyampaikan nota protes resmi kepada pemerintah Australia terkait kejadian itu.
Insiden bermula ketika Australia menuduh pesawat tempur China menjatuhkan flare di dekat pesawat patroli maritim Australia yang tengah beroperasi di kawasan Laut China Selatan. Canberra menyebut tindakan tersebut “tidak aman dan tidak profesional”.
Namun, juru bicara Kementerian Pertahanan China menegaskan bahwa pasukan militernya bertindak sesuai hukum internasional dan menuduh Australia justru melakukan pelanggaran dan provokasi di wilayah yang diklaim Beijing.
“Kami mendesak Australia untuk segera menghentikan pelanggaran, provokasi, dan propaganda, serta menahan diri dari tindakan berisiko oleh pasukan laut dan udara di garis depan,” ujar juru bicara kementerian dalam pernyataannya.
Baca Juga: Ekspor Jepang Akhirnya Naik, Didorong Permintaan dari China
Insiden ini kembali menyoroti ketegangan di Laut China Selatan, kawasan strategis yang menjadi sengketa antara beberapa negara termasuk China, Vietnam, Filipina, dan Malaysia.
Australia kerap melakukan patroli di wilayah tersebut dengan alasan kebebasan navigasi, sementara China menilai operasi semacam itu sebagai bentuk intervensi dan ancaman terhadap kedaulatannya.