Sumber: BBC | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - KIEV. Ajudan senior presiden Ukraina, Mykhaylo Podolyak, mengatakan bahwa ada 100 hingga 200 tentara Ukraina yang tewas setiap harinya selama perang.
Kepada BBC, Podolyak menyebut saat ini Ukraina sangat membutuhkan ratusan sistem artileri untuk menyamakan kedudukan dengan Rusia di wilayah Donbas.
"Tentara Rusia telah melemparkan hampir semua hal non-nuklir kepada kami, dan itu termasuk artileri berat, beberapa sistem peluncuran roket, dan serangan udara," kata Podolyak.
Baca Juga: Ukraina: Pertempuran di Sievierodonetsk Paling Brutal Sepanjang Perang dengan Rusia
Podolyak menilai kurangnya keseimbangan antara tentara Rusia dan Ukraina adalah alasan mengapa tingkat korban jiwa di pihak Ukraina sangat tinggi.
"Tuntutan kami untuk artileri bukan hanya semacam keinginan, tetapi kebutuhan objektif ketika datang ke situasi di medan perang. Ukraina membutuhkan 150 hingga 300 sistem peluncuran roket untuk menandingi Rusia," lanjutnya.
Tewasnya hingga 200 tentara Ukraina dalam satu hari disebut Podolyak sudah lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Pada hari Kamis (9/6), Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksii Reznikov, mengatakan Ukraina kehilangan 100 tentara per hari, dan 500 lainnya terluka.
Meskipun demikian, Reznikov mengklaim bahwa sejumlah besar tentara Rusia juga terbunuh.
Baca Juga: Pasukan Ukraina yang Pertahankan Sievierodonetsk Maju ke Selatan
Saat ini tentara Rusia telah memusatkan serangan mereka di kota Severodonetsk. Pada hari Rabu (8/6), Presiden Ukraina, Vlodomyr Zelensky, mengatakan nasib Donbas ditentkan dari pertempuran kota tersebut.
Para pejabat Ukraina melaporkan bahwa kota Severodonetsk telah menjadi puing-puing akibat gempuran artileri dan rentetan rudal Rusia yang intens.
Belum ada tanda-tanda perdamaian di antara kedua negara. Podolyak juga mengatakan pembicaraan damai hanya dapat dilanjutkan jika Rusia menyerahkan wilayah yang telah diperolehnya sejak invasi pada 24 Februari.