kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor Jepang borong obligasi AS, tertinggi dalam dua tahun terakhir


Kamis, 08 November 2018 / 18:54 WIB
Investor Jepang borong obligasi AS, tertinggi dalam dua tahun terakhir
ILUSTRASI. Bursa Saham Jepang


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor Jepang membeli JPY 2.5367 triliun atau setara US$ 22,34 miliar obligasi Amerika Serikat (AS) pada bulan September 2018 lalu. Mengutip Reuters, pembelian tersebut merupakan yang terbesar dilakukan oleh investor Jepang dalam lebih dari dua tahun terakhir. Keadaan membalikkan berbulan-bulan penjualan dan disebut-sebut langkah ini berpotensi untuk membatasi mata uang Yen.

Data dari Kementerian Keuangan AS pada Kamis (8/11) juga menunjukan investor Jepang membeli JPY 2.2769 triliun setara US$ 20,03 miliar dari tresuri pada bulan September 2018. Lagi-lagi jumlah tersebut juga merupakan yang terbesar sejak Juli 2016.

Wajar kalau investor tersebut tertarik membeli obligasi AS, lantaran imbal hasil atau yang diberikan merupakan yang tertinggi di hampir tujuh tahun terakhir. Selama dua bulan bulan hingga Agustus, investor Jepang juga menjadi penjual bersih terbesar. Membanjiri secara total JPY 10,3 triliun, sebagian besar dilakukan karena biaya lindung nilai atau hedging mata uang terhadap Dollar AS telah meningkat.

Biaya lindung nilai tersebut berhubungan erat dengan suku bunga jangka pendek AS dan telah meningkat sebanyak lebih dari 2,5% pada pertengahan tahun ini, dibandingkan dengan 1,5% hingga Oktober tahun lalu.

Naoya Oshikubo, Manajer Senior Sumitomo Mitsui Trust Asset Management mengatakan, karena lindung nilai mata uang telah menjadi sangat mahal, beberapa investor Jepang saat ini tampaknya membeli obligasi asing tanpa perlindungan nilai mata uang.

"Karena Fed cukup bullish pada kenaikan suku bunga ke level netral, ini mendukung Dolar terhadap Yen. Jadi, beberapa investor membeli obligasi tanpa perlindungan nilai mata uang," katanya.

Namun, banyak investor Jepang melihat secara terbatas penguatan dollar. Mengingat berbagai kekhawatiran seperti eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang di Sino-AS dan potensi perlambatan ekonomi AS.

Kekalahan partai Republik (The Republicans) dari kursi parlemen AS setelah pemilihan di minggu ini juga dinilai membunuh segala kemungkinan menguatnya kembali Dolar menyusul kemenangan Donald Trump di kursi Presiden dua tahun lalu. Dollar AS naik 2,3% terhadap Yen pada bulan September dan mencapai level tertiggi di periode 11 bulan, menyentuh ke level 114,55 pada awal Oktober.

Tak hanya di AS saja, investor asal Jepang juga terus mengeluarkan kocek besar untuk membeli obligasi Eropa. Setidaknya, investor asal Jepang membeli JPY 678,9 miliar obligasi Prancis. Sehingga total pembelian mereka sepanjang tahun ini menjadi hampir JPY 4 triliun dan merenggut JPY 896,3 miliar obligasi Jermen yang menjadi pembelian bersih pertama mereka dalam enam bulan.

Kemajuan investor tersebut ke obligasi Inggris juga berlanjut selam tujuh bulan berturut-turut, dengan membeli JPY 332,4 miliar pada September dan membeli JPY 183,1 miliar obligasi Irlandia, jumlah yang terbesar selama delapan tahun terakhir.

Data juga menunjukan, secara total investor Jepang telah membeli sekitar JPY 4,7 triliun obligasi mata uang asing pada September 2018 lalu. Jumlah terbesar sejak bulan Juli tahun lalu.




TERBARU

[X]
×