Reporter: Femi Adi Soempeno |
SEATTLE. Para pemilik modal dalam pertemuan tahunan Starbucks Corp. yang akan digelar hari Rabu waktu Seattle, akan mencari tahu kebijakan pemangkasan ongkos dan gagasan untuk menciptakan pertumbuhan meski konsumsi global melemah.
Chief Executive Howard Schultz sepertinya harus menghadapi pertanyaan yang tidak sederhana tentang rencana perusahaannya untuk memotong ongkos fiskal 2009 sebesar setengah miliar dolar AS dan mengembalikan booming perusahaannya.
Namun Starbucks, yang mencoba merangkak dengan membabat ongkosnya di tengah pengetatan belanja konsumennya, kemungkinan akan memilih untuk mempromosikan serial produk barunya yang sudah dimulai sejak akhir tahun lalu. Hal ini bertujuan agar Starbucks tak menyentuh titik paling rendah dalam bisnisnya.
"Permintaan selalu menjadi tantangan dalam bisnis ini. Namun saya tidak begitu tertarik dengan inovasi produk yang sudah digulirkan," kata Analis RBC Capital Markets, Larry Miller.
Schultz telah kembali ke perusahaan yang telah dibangunnya setelah menutup 1.000 gerainya yang tak berkinerja dengan baik dan merumahkan ribuan pekerjanya untuk menghemat ongkos.
Pada pertemuannya dengan pemilik modal tahun lalu, Schultz telah mengumumkan Pike Place Roast, minuman anyar Starbucks, dan menjejerkan rencananya untuk mengubah bisnisnya yang mulai melembek.
Saham Starbucks telah terpangkas lebih dari 70% dari nilai tertingginya di tahun 2006.
Schultz adalah CEO Starbucks sejak tahun 1987 hingga 2000. Selama periode itu, perusahaannya go public dan berkembang cukup baik di AS, dan juga berekspansi ke luar negeri.
Dalam laporan terakhirnya, Starbucks telah melaporkan pendapatannya termasuk nilai sahamnya sebesar 15 sen per saham yang telah ambruk dari US$ 2,8 miliar menjadi US$ 2,6 miliar.
Di global, jumlah cafe Starbucks telah mencapai 16.000 unit.