kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor ternama Mark Mobius: Reserve Bank of India salah langkah!


Sabtu, 07 Desember 2019 / 07:00 WIB
Investor ternama Mark Mobius: Reserve Bank of India salah langkah!


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - MUMBAI. Investor veteran emerging market Mark Mobius menilai, The Reserve Bank of India mengambil langkah yang salah dengan menahan suku bunga acuannya.

Seperti yang diketahui, The Reserve Bank of India mengambil langkah yang mengejutkan saat mempertahankan suku bunga acuan pada hari Kamis (5/12). Padahal, di sisi lain, bank sentral melakukan revisi tajam atas outlooknya untuk perekonomian dengan memproyeksikan pertumbuhan terlemah dalam lebih dari satu dekade.

Sebelumnya, melansir Reuters, para market memprediksi, Komite kebijakan moneter (MPC) RBI akan memangkas suku bunga acuannya untuk keenam kali pada tahun ini. Namun sebaliknya, panel yang beranggotakan enam orang ini dengan suara bulat memilih untuk mempertahankan repo rate di 5,15% sementara reverserate repo rate juga ditahan di posisi 4,90%.

Baca Juga: Meski ekonomi melambat, bank sentral India bersikeras pertahankan suku bunga

Menjelaskan keputusannya, MPC mengatakan prihatin tentang inflasi dalam waktu dekat, sementara mengakui bahwa ada ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut.

"MPC mengakui bahwa ada ruang kebijakan moneter untuk tindakan di masa depan. Namun, mengingat dinamika pertumbuhan-inflasi yang berkembang, MPC merasa pantas untuk mengambil jeda pada titik ini," kata komite dalam sebuah pernyataan seperti yang dilansir Reuters.

Dalam rapat itu, RBI juga menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB untuk tahun yang berakhir Maret 2020 menjadi 5% dari 6,1%, sambil meningkatkan proyeksi inflasi utamanya untuk paruh kedua tahun keuangan yang sedang berlangsung menjadi antara 5,1% -4,9%, dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,5% -3,7%.

Baca Juga: Raih The Straits Times Asian of The Year 2019, Jokowi: Ini kehormatan

Kendati demikian, RBI menegaskan bahwa mereka akan mempertahankan sikap akomodatif selama diperlukan untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonomi, sambil memastikan bahwa inflasi tetap dalam target.

Menanggapi hal ini, Mobius mengatakan, "Saya rasa mereka mengambil langkah yang salah. Saya melihat merea bereaksi terhadap situasi jangka pendek karena inflasi, yang utamanya disebabkan oleh harga makanan dan khususnya harga bawang," katanya seperti yang dikutip dari CNBC.

Pada Oktober, tingkat inflasi tahunan India naik ke level 4,62% akibat lonjakan harga pangan. Angka tersebut jauh di atas target jangka menengah RBI di level 4%. 

Baca Juga: ICP November naik menjadi US$ 63,26 per barel, terkerek optimisme kesepakatan dagang

"Mereka seharusnya menurunkan suku bunga acuan," kata Mobius. Kebijakan ini bisa memberikan solusi atas masalah utang di sektor finansial India. Dia juga menguraikan, India akan melalui penyesuaian yang sangat esar saat ini karena reformasi yang dilakukan, khususnya dari sisi pajak," katanya kepada CNBC. 

Pemerintah telah berjuang untuk mengumpulkan pendapatan yang cukup sejak skema pajak baru mulai berlaku pada pertengahan 2017. Laporan terbaru mengatakan struktur GST diatur untuk dilakukan peninjauan.

Baca Juga: Polisi tembak mati pelaku pemerkosaan, masyarakat India bersorak

“Ini adalah penyesuaian yang orang harus terbiasa dan butuh waktu. Tapi tahun depan, saya percaya ini akan berjalan baik - mereka akan melakukan penyesuaian ini dan menyadari bahwa reformasi akan berdampak,” kata Mobius kepada CNBC, seraya menambahkan bahwa dia masih bullish di India.

Kondisi saat ini, banyak usaha mikro, kecil dan menengah mengalami kesulitan akibat pajak pertambahan nilai yang baru.




TERBARU

[X]
×