kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   27.000   1,16%
  • USD/IDR 16.715   30,00   0,18%
  • IDX 8.367   -24,72   -0,29%
  • KOMPAS100 1.159   -1,24   -0,11%
  • LQ45 843   -2,18   -0,26%
  • ISSI 291   1,30   0,45%
  • IDX30 442   -1,53   -0,35%
  • IDXHIDIV20 510   -0,87   -0,17%
  • IDX80 130   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 138   0,07   0,05%
  • IDXQ30 140   -0,19   -0,13%

IOSCO: Tokenisasi Aset Keuangan Picu Risiko Baru bagi Investor


Selasa, 11 November 2025 / 16:59 WIB
IOSCO: Tokenisasi Aset Keuangan Picu Risiko Baru bagi Investor
ILUSTRASI. Representasi token mata uang kripto protokol Uniswap dalam ilustrasi ini diambil pada 10 September 2025. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - PARIS. Organisasi pengawas pasar modal global, International Organization of Securities Commissions (IOSCO), memperingatkan bahwa tokenisasi aset keuangan dapat menimbulkan risiko baru bagi investor.

Dalam laporan yang dirilis Selasa (11/11/2025), IOSCO menyebutkan bahwa meningkatnya minat terhadap tokenisasi atau proses mengubah aset dunia nyata seperti saham dan obligasi menjadi token berbasis blockchain perlu diimbangi dengan pengawasan yang ketat.

Baca Juga: Thailand Hentikan Implementasi Gencatan Senjata dengan Kamboja, Akan Sampaikan ke AS

Tokenisasi telah menarik kembali perhatian pelaku industri keuangan dan kripto sepanjang tahun ini, dengan semakin banyak produk tokenized yang diperdagangkan melalui platform daring.

Meski demikian, IOSCO menegaskan bahwa struktur kompleks dari tokenisasi bisa menimbulkan kebingungan bagi investor terkait kepemilikan aset dasar maupun token kriptonya sendiri.

“Meski adopsinya masih terbatas, tokenisasi berpotensi mengubah cara penerbitan, perdagangan, dan pengelolaan aset keuangan,” kata Tuang Lee Lim, Ketua Gugus Tugas Fintech IOSCO.

Baca Juga: SoftBank Raup Laba US$16,6 Miliar Berkat Lonjakan Valuasi OpenAI

Risiko Baru dan Keterkaitan dengan Pasar Kripto

IOSCO menjelaskan bahwa sebagian besar risiko tokenisasi sebenarnya sudah tercakup dalam kerangka regulasi yang ada.

Namun, penggunaan teknologi blockchain memperkenalkan vulnerabilities baru, termasuk risiko terhadap pihak ketiga sebagai penerbit token (counterparty risk).

IOSCO juga menyoroti potensi efek limpahan (spill-over effects) akibat meningkatnya keterkaitan antara pasar aset kripto dan aset keuangan tokenized.

Kekhawatiran ini senada dengan peringatan dari regulator sekuritas Uni Eropa yang disampaikan pada September lalu.

Selain itu, variasi struktur tokenisasi bisa menyebabkan investor tidak sepenuhnya memahami apakah mereka memiliki aset riil atau sekadar token digital yang mewakilinya.

Baca Juga: Harga Emas Naik ke Level Tertinggi 3 Minggu Usai Akhir Government Shutdown AS

Dorongan dan Tantangan di Industri Keuangan

Sejumlah lembaga keuangan besar seperti Nasdaq tengah mengembangkan proyek tokenisasi, meskipun sebagian pelaku Wall Street masih skeptis terhadap manfaatnya.

IOSCO mencatat bahwa meskipun minat komersial terhadap tokenisasi meningkat, tingkat adopsi nyata masih rendah.

Pendukung tokenisasi berargumen bahwa penggunaan blockchain dapat memangkas biaya perdagangan, mempercepat penyelesaian transaksi (settlement), memungkinkan perdagangan 24 jam, serta menarik minat investor muda.

Baca Juga: Pasar Kripto Bangkit! Kapitalisasi Naik US$170 Miliar, Bitcoin Tembus US$106.000

Namun, IOSCO menyebutkan bahwa “keuntungan efisiensi tersebut tidak merata,” karena pelaku pasar tetap harus bergantung pada infrastruktur keuangan tradisional.

“Issuer jarang mengungkapkan secara terbuka keuntungan efisiensi yang terukur, jika memang ada,” tambah laporan itu.

Selanjutnya: PNBP Sektor ESDM Baru Capai Rp 200,66 Triliun, 78,74% dari Target APBN 2025

Menarik Dibaca: Referensi Makanan Diet Rebusan dalam Seminggu yang Sehat dan Enak




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×