Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Kementerian Pertahanan Iran meluncurkan banyak drone baru selama akhir pekan lalu untuk angkatan darat dan angkatan udara Republik Islam. Menurut Teheran, drone tersebut memiliki kemampuan baru, dan dapat terbang lebih dari 1.000 km. Ini berarti, drone tersebut dapat mencapai Israel dari Iran.
Melansir Jerusalem Post, Iran telah memproduksi drone sejak 1980-an dan merupakan inovator dalam perang drone. Iran menggunakan 25 drone dan rudal jelajah untuk menyerang Arab Saudi September lalu, dan telah menerbangkan drone ke wilayah udara Israel.
Menteri Pertahanan Iran Brigje Jenderal Amir Hatami memamerkan drone pada hari Sabtu (18/4/2020) lalu. Dia mengatakan bahwa satu UAV bertenaga jet bisa terbang dengan kecepatan 900 km per jam di ketinggian 12.000 meter.
Baca Juga: Situasi memanas di Teluk Persia, Iran tuding AS melatih kelompok teroris
Ini akan menyaingi drone terbaik yang digunakan AS dan negara lain sekarang. Hatami mengklaim, drone ini memiliki jangkauan hingga 1.500 km dan dapat terbang selama beberapa jam.
Aksi itu bisa jadi merupakan pesan yang dikirimkan Iran kepada Israel, AS, dan sekutu mereka, bahwa: Kami dapat mencapai Anda.
Mengutip Jerusalem Post, Iran mengatakan telah memberikan "pengiriman massal" pesawat Ababil-3 dan Karar ke angkatan udara. Negara ini memiliki unit drone baru yang didirikannya dalam beberapa tahun terakhir dan IRGC telah menggunakan drone untuk menargetkan berbagai musuh, termasuk ISIS.
Baca Juga: Iran: Trump takut perang karena takut kalah pemilu
Ababil-3, kata Hatami, dapat terbang dengan jarak 150 km. Adapun Karar dipersenjatai dengan berbagai senjata yang sekarang memberi drone kemampuan serangan "pinpoint". Implikasinya adalah bahwa drone ini memiliki bom pemandu dan dapat beroperasi seperti rudal jelajah.
Ababil-3 adalah desain ulang drone Iran sebelumnya, dengan ekor kembar. Ini kemungkinan didasarkan pada desain Afrika Selatan yang mungkin telah dipinjam dari desain lama Israel, seperti Hunter Israel atau Mastiff.
Ababil-3 seharusnya menjadi pesawat pengintai jarak menengah, tetapi Iran mengatakan memiliki potensi "tempur" dan dapat membawa muatan lainnya juga. Drone ini memiliki pengaya elektro-optik yang memungkinkannya untuk mengumpulkan rekaman.