Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Israel ternyata telah mengajukan syarat lain jika komunitas internasional ingin ada lebih banyak bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, yaitu dibubarkannya UNRWA.
UNRWA atau Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina, selama ini jadi badan kepercayaan PBB untuk membantu para pengungsi Palestina yang tempat tinggalnya terus direbut oleh Israel.
Melansir The Guardian, permintaan Israel itu disampaikan oleh Kepala Staf Umum Israel Letjen Herzi Halevi dalam diskusi dengan para pejabat PBB di Israel pada awal Maret.
Para pejabat terkait kabarnya baru menyampaikan proposal tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Sabtu (30/3).
Baca Juga: Sekjen PBB: Jalur Darat Paling Efektif untuk Mengirim Bantuan ke Gaza
Proposal tersebut merinci transisi 300 hingga 400 staf UNRWA ke badan PBB yang sudah ada, seperti Program Pangan Dunia (WFP), atau ke organisasi baru yang berfokus pada distribusi makanan di Gaza.
Tamara Alrifai, direktur hubungan eksternal UNRWA, menyoroti kekhawatiran bahwa skala terbatas dari badan baru yang diusulkan akan melemahkan distribusi bantuan yang efektif di Gaza.
"Mereka setidaknya memerlukan infrastruktur yang sama dengan yang kita miliki, termasuk sumber daya manusianya," kata Alrifai.
Sejauh ini UNRWA merupakan organisasi bantuan terbesar di Gaza yang mempekerjakan 13.000 orang ketika perang pecah. Saat ini dikatakan hanya 3.000 staf yang masih bekerja.
Baca Juga: UNICEF: Lebih dari 13.000 Anak-anak Gaza Meninggal Akibat Serangan Israel
Selain mendistribusikan makanan, UNRWA juga merupakan pemberi kerja terbesar di Gaza. Badan ini memberikan pendidikan dan layanan medis penting ketika sistem layanan kesehatan di wilayah tersebut hancur.
Sayangnya, UNRWA mulai kehilangan dukungan dana setelah Israel mengklaim bahwa anggota badan tersebut terlibat aktif dalam aksi penyerangan Israel pada 7 Oktober 2024.
Israel percaya, sejumlah staf UNRWA telah bekerja sama dengan Hamas dalam serangan hingga penculikan sandera yang sampai saat ini masih belum dibebaskan.
Akibat serangan itu, Israel menyerang Jalur Gaza secara brutal hingga hari ini, menewaskan lebih dari 32.000 rakyat Palestina dari beragam kalangan. Jumlahnya diprediksi akan terus bertambah karena bencana kelaparan mulai datang.