kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.498.000   7.000   0,47%
  • USD/IDR 15.874   -39,00   -0,25%
  • IDX 7.186   -9,22   -0,13%
  • KOMPAS100 1.105   -1,45   -0,13%
  • LQ45 877   -0,34   -0,04%
  • ISSI 219   -0,96   -0,44%
  • IDX30 448   -0,39   -0,09%
  • IDXHIDIV20 540   -1,47   -0,27%
  • IDX80 127   -0,22   -0,18%
  • IDXV30 135   -0,28   -0,20%
  • IDXQ30 149   -0,13   -0,09%

Israel Bunuh Komandan Hezbollah Ibrahim Qubaisi dalam Serangan Udara di Beirut


Selasa, 24 September 2024 / 22:57 WIB
Israel Bunuh Komandan Hezbollah Ibrahim Qubaisi dalam Serangan Udara di Beirut
ILUSTRASI. Reruntuhan akibat serangan Israel di Beirut Lebanon. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BEIRUT/JERUSALEM. Serangan udara Israel di Beirut menewaskan seorang komandan senior Hezbollah, Ibrahim Qubaisi pada Selasa (24/9).

Di tengah peningkatan serangan roket lintas perbatasan antara kedua belah pihak, picu kekhawatiran akan perang besar di Timur Tengah.

Militer Israel menyatakan, serangan di ibu kota Lebanon itu menargetkan Qubaisi, yang mereka sebut sebagai komandan pasukan roket dan misil Hezbollah.

Dua sumber keamanan di Lebanon menggambarkannya sebagai tokoh terkemuka dalam divisi roket kelompok yang didukung Iran tersebut.

Serangan ini menambah tekanan pada Hezbollah setelah serangkaian kekalahan yang dialaminya dari Israel selama seminggu terakhir.

Baca Juga: Israel dan Hezbollah Saling Serang, Picu Kekhawatiran Meluasnya Konflik Timur Tengah

Israel kemudian mengonfirmasi bahwa mereka sedang melancarkan serangan luas terhadap target-target Hezbollah.

Meningkatnya tekanan pada Hezbollah memicu kekhawatiran bahwa konflik yang telah berlangsung hampir setahun ini dapat meledak dan mengguncang kawasan penghasil minyak Timur Tengah, di mana perang antara Hamas dan Israel juga masih berlangsung di Gaza.

Israel kini mengalihkan fokus dari Gaza ke perbatasan utara, di mana Hezbollah telah menembakkan roket ke Israel sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas, yang juga didukung oleh Iran.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan terus menggempur target-target Hezbollah dan mendesak warga Lebanon untuk melepaskan diri dari kendali pemimpin Hezbollah, Hassan Nasrallah.

“Siapa pun yang menyimpan misil di ruang tamu mereka dan roket di garasi mereka tidak akan lagi memiliki rumah,” kata Netanyahu dalam pernyataan di sebuah pangkalan militer yang tidak diungkapkan lokasinya, setelah militer mengatakan mereka menemukan amunisi di rumah-rumah warga.

“Perang kita bukan dengan kalian, tetapi dengan Hezbollah. Nasrallah membawa kalian menuju jurang kehancuran... Lepaskan diri kalian dari kendali Nasrallah, demi kebaikan kalian sendiri.”

Baca Juga: China Menyatakan Dukungan Terhadap Lebanon yang Terus Diserang Israel

Israel menuduh Hezbollah menyembunyikan senjatanya di rumah-rumah warga dan desa-desa di Lebanon, tuduhan yang dibantah oleh Hezbollah.

Perang yang Sangat Sulit

Israel kembali menyerang daerah yang dikuasai Hezbollah di Beirut untuk hari kedua berturut-turut setelah meluncurkan gelombang baru serangan udara di Lebanon.

Hezbollah menyatakan telah menembakkan roket ke Israel utara sebelumnya pada hari Selasa.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya enam orang tewas dan 15 lainnya luka-luka dalam serangan pada sebuah gedung di kawasan Ghobeiry, Beirut.

Pemerintah Israel telah menjadikan pengamanan perbatasan utara dan pemulangan penduduk di sana sebagai prioritas perang, menyiapkan diri untuk konflik Panjang.

Sementara Hezbollah bersumpah tidak akan mundur sampai gencatan senjata tercapai di Gaza.

Pihak berwenang Lebanon menyebutkan 558 orang tewas dalam serangan udara pada hari Senin, termasuk 50 anak-anak dan 94 perempuan. Selain itu, 1.835 orang terluka, dan puluhan ribu lainnya melarikan diri demi keselamatan.

Baca Juga: AS Kirim Pasukan Tambahan ke Timur Tengah Menyusul Konflik Israel-Lebanon

"Kami merasa seperti sedang berada dalam perang, perang yang sangat sulit," kata Rima Ali Chahine (50), di sebuah tempat penampungan darurat untuk orang-orang yang mengungsi di sebuah kampus di Beirut.

“Mungkin perjalanan kami tidak memakan waktu lama di jalan, tetapi ada keluarga-keluarga yang baru tiba setelah terjebak di jalan selama 15 atau 16 jam.”

Jumlah korban dan intensitas serangan oleh militer terkuat dan paling canggih di Timur Tengah ini menyebarkan kepanikan di Lebanon, tetapi juga memicu tekad di antara warga yang mengingat perang Israel-Hezbollah yang menghancurkan pada tahun 2006.

“Kami menunggu kemenangan, Insya Allah, karena selama kita punya tetangga seperti Israel, kita tidak bisa tidur dengan aman,” kata warga Beirut, Hassan Omar.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×