Sumber: Arab News | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - GAZA. Israel menyatakan tekadnya untuk melanjutkan perang di Gaza dengan atau tanpa dukungan internasional, setelah mendapat tekanan yang meningkat bahkan dari pendukung utamanya, Amerika Serikat.
Sekarang memasuki bulan ketiga, perang tersebut dilancarkan setelah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober oleh kelompok militan Palestina Hamas yang menurut para pejabat menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.
Hal ini telah menyebabkan kehancuran di Gaza, menewaskan lebih dari 18.600 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, dan menyebabkan kerusakan yang luar biasa pada jalan, sekolah dan rumah sakit.
Baca Juga: 8 Negara Bergabung dengan AS & Israel yang Menentang Resolusi PBB Soal Gaza
Sehari setelah Majelis Umum PBB dengan suara bulat mendukung resolusi gencatan senjata yang tidak mengikat, lebih banyak serangan menghantam Gaza dan pertempuran berkecamuk, terutama di Kota Gaza, pusat kota terbesar, serta Khan Yunis dan Rafah di selatan, kata koresponden AFP.
Hujan musim dingin melanda wilayah tersebut, di mana PBB memperkirakan 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi, tinggal di tenda-tenda darurat karena persediaan makanan, air minum, obat-obatan dan bahan bakar semakin menipis.
Berkemah bersama ribuan orang di halaman rumah sakit Martir Al-Aqsa di Gaza tengah, Ameen Edwan mengatakan keluarganya tidak bisa tidur.
“Air hujan merembes ke dalam. Kami tidak bisa tidur. Kami mencoba mencari penutup nilon tetapi tidak menemukannya, jadi kami menggunakan batu dan pasir,” katanya.
PBB memperingatkan penyebaran penyakit termasuk meningitis, penyakit kuning, impetigo, cacar air dan infeksi saluran pernapasan atas yang telah meningkat.
Baca Juga: Militer Israel Mulai Kesulitan dan Kehilangan Dukungan Sekutu
Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan 107 truk yang membawa bantuan kemanusiaan telah memasuki wilayah yang terkepung dari Mesir, jauh di bawah rata-rata harian sebanyak 500 truk sebelum 7 Oktober.
Sirene serangan udara meraung-raung di Sderot dan komunitas Israel selatan lainnya di dekat Gaza ketika militan Palestina menembakkan roket, yang sebagian besar dapat dicegat.
Militer Israel mengatakan sirene terdengar di kota Ashdod di utara Gaza dan di daerah Lakhish. Rekaman media sosial menunjukkan pecahan besar roket yang dicegat menghantam sebuah supermarket.