Sumber: AP | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett pada hari Minggu (8/8) menegaskan bahwa Lebanon harus bertanggung jawab atas serangan roket yang datang ke negaranya, entah diluncurkan Hizbullah atau bukan.
"Negara Lebanon dan tentara Lebanon harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di halaman belakangnya,” kata Bennett, seperti dikutip AP.
Minggu lalu militan di Lebanon beberapa kali meluncurkan rentetan roket ke Israel. Serangan-seragan tersebut tentunya dibalas Israel dengan serangan serupa.
Pada hari Jumat (6/8), Hizbullah menembakkan roket tambahan ke Israel, dan Israel menanggapi dengan tembakan artileri berat.
Pernyataan tegas Bennett ini muncul sehari setelah pemimpin militan Hizbullah Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa serangan udara Israel di masa depan di Lebanon.
Israel memperkirakan Hizbullah memiliki lebih dari 130.000 roket dan rudal yang mampu menyerang di mana saja di negara itu.
Baca Juga: Pesawat Israel menyerang fasilitas peluncuran roket milik Lebanon
Dilansir dari AP, Nasrallah juga mengingatkan bahwa Hizbullah akan tetap bergerak tanpa dibatasi oleh perpecahan internal di Lebanon atau krisis ekonomi.
"Jangan salah perhitungan dengan mengatakan bahwa Hizbullah sibuk dengan masalah Lebanon. Penembakan roket adalah pesan yang jelas," kata Nasrallah.
Kisruh Israel dan Hizbullah yang kembali memanas mulai menarik perhatian PBB. Dalam pernyataannya hari Minggu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres meminta semua pihak untuk menahan diri.
"Penting bagi semua pihak untuk meghindari tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut dan menyebabakan salah pehitunga," ungkap sang Sekjen.
Lebanon saat ini sedang merasakan krisis ekonomi dan keuangan terburuk dalam sejarah modernnya. Bank Dunia bahkan menyebut krisi ekonomi Lebanon sebagai salah satu yang terburuk yang pernah terjadi di dunia sejak pertengahan 1800-an.