Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TEL AVIV / NICOSIA. Israel pada Rabu (18/6) meluncurkan operasi evakuasi bertahap untuk memulangkan warganya yang terjebak di luar negeri.
Setelah serangan militernya terhadap Iran menyebabkan penutupan wilayah udara di seluruh Timur Tengah dan membuat puluhan ribu warga Israel tertahan di luar negeri.
Penerbangan penyelamatan pertama, yang dioperasikan maskapai nasional El Al, mendarat di Bandara Tel Aviv pada Rabu pagi, membawa pulang penumpang dari Larnaca, Siprus.
Baca Juga: Siaga Dampak Konflik Iran vs Israel, Begini Catatan dan Harapan Pelaku Usaha
Kementerian Transportasi Israel memperkirakan lebih dari 50.000 warga Israel sedang berupaya kembali ke tanah air setelah berbagai maskapai menghentikan penerbangan ke negara tersebut akibat eskalasi konflik.
Warga negara asing juga dilaporkan meninggalkan Iran melalui jalur darat. China mulai mengevakuasi warganya dari Teheran ke Turkmenistan dengan bus pada Selasa (17/6).
Ratusan warga asing lainnya juga melarikan diri ke Armenia dan Azerbaijan.
El Al telah menjadwalkan penerbangan repatriasi dari Athena, Roma, Milan, Paris, Budapest, dan London. Maskapai lokal Arkia dan Israir juga turut berpartisipasi dalam operasi ini.
“Kami sangat terharu menerima kedatangan penerbangan penyelamatan pertama sebagai bagian dari operasi ‘Safe Return’,” kata Menteri Transportasi Israel, Miri Regev, kepada kapten penerbangan El Al sesaat sebelum pesawat mendarat.
Sementara ribuan warga Israel ingin kembali ke negaranya, sekitar 38.000 wisatawan asing masih terjebak di Israel, dengan sebagian besar wilayah dalam kondisi lockdown dan tempat-tempat wisata serta situs keagamaan ditutup.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Tipis Jelang Keputusan The Fed, Perang Iran-Israel Picu ke Aset Aman
Kementerian Pariwisata Israel mengatakan akan mulai mengoordinasikan penerbangan keluar bagi para turis.
Sekitar 1.500 warga Amerika Serikat yang mengikuti program warisan Yahudi juga telah dievakuasi ke Siprus menggunakan kapal pesiar, yang kini akan berlayar kembali ke Israel dengan membawa warga Israel di dalamnya.
“Kami tidak tidur selama berhari-hari. Kami semua sangat lelah dan sekarang merasa lega,” kata Dorian (20) dari New York, setelah turun dari kapal.
“Di Israel, saya sangat takut. Saya tidak terbiasa dengan sirene, rudal, atau hal-hal seperti itu. New York cukup aman dan ini benar-benar pengalaman baru bagi saya,” tambahnya.
Iran telah menembakkan lebih dari 400 rudal balistik ke arah Israel sejak Jumat lalu, memicu sirene peringatan dan membuat warga bergegas menuju bunker.
Menurut otoritas Israel, setidaknya 24 orang semuanya warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Pihak berwenang Iran melaporkan sedikitnya 224 korban tewas, sebagian besar warga sipil, namun angka ini belum diperbarui dalam beberapa hari terakhir.
Baca Juga: Pemimpin Tertinggi Iran Khamenei Tolak Seruan Trump untuk Menyerah Tanpa Syarat
Siprus Jadi Titik Evakuasi Utama
Bandara Ben Gurion di Tel Aviv ditutup untuk penerbangan penumpang sejak serangan Israel pada Jumat dini hari, dan pesawat-pesawat komersial Israel saat ini terparkir di berbagai bandara luar negeri.
Otoritas Bandara Israel menambah jumlah staf pada Rabu untuk memastikan para penumpang segera meninggalkan bandara setelah tiba.
Keluarga penumpang diminta untuk tidak menjemput ke bandara demi alasan keamanan.
Operasi pemulangan ini dilakukan secara bertahap berdasarkan tingkat risiko dan penilaian keamanan, kata juru bicara Otoritas Bandara.
Baca Juga: Teror Siber! Hacker Pro-Israel Hancurkan Arsip Data Bank Milik Pemerintah Iran
Banyak warga Israel yang ingin pulang berkumpul di Siprus, negara Uni Eropa terdekat dengan Israel. Penerbangan dari kota pesisir Larnaca menuju Tel Aviv hanya memakan waktu 50 menit.
Sembilan penerbangan dijadwalkan berangkat dari Siprus ke Haifa dan empat ke Tel Aviv pada Rabu, dengan total kapasitas sekitar 1.000 orang, menurut operator bandara Hermes di Siprus.
Operator kapal pesiar Mano Maritime menyatakan kapalnya "Crown Iris" yang mampu mengangkut 2.000 penumpang akan melakukan dua perjalanan dari Siprus menuju pelabuhan Haifa di Israel.