Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelompok peretas anti-pemerintah Iran yang dikenal sebagai Gonjeshke Darande atau "Predatory Sparrow", kembali menjadi sorotan setelah mengklaim bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Bank Sepah, salah satu bank milik negara Iran.
Klaim tersebut disampaikan melalui sejumlah unggahan di media sosial pada Selasa (17 Juni 2025).
Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan militer antara Israel dan Iran, menyusul rangkaian serangan rudal dan serangan udara terhadap fasilitas militer serta nuklir Iran pekan lalu.
Bank Sepah Jadi Sasaran, Sistem Lumpuh
Dalam pernyataannya, kelompok Predatory Sparrow menyebut bahwa mereka menyasar Bank Sepah karena lembaga keuangan tersebut dituding mendanai aktivitas militer Iran. Kelompok ini juga menyebut telah berhasil menghancurkan sejumlah data penting milik bank tersebut.
Baca Juga: Trump Siap Turun Tangan di Perang Iran-Israel, Armada Tempur AS Bergerak!
Meskipun klaim ini belum dapat diverifikasi secara independen, situs resmi Bank Sepah dilaporkan tidak dapat diakses pada hari Selasa. Anak perusahaan mereka di London, Bank Sepah International plc, juga belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirimkan melalui email.
Beberapa laporan dari media Israel menyebutkan bahwa para nasabah mengalami kesulitan mengakses rekening mereka, memicu kekhawatiran akan dampak lebih luas terhadap sistem keuangan Iran.
Potensi Guncangan Sistemik
Rob Joyce, mantan pejabat tinggi di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), menilai bahwa gangguan terhadap akses dana bank atau kehancuran kepercayaan publik terhadap sistem perbankan Iran dapat berdampak besar.
Dalam unggahan di platform X, ia menyebut bahwa kerentanan tersebut bisa memicu krisis ekonomi domestik yang serius.
Siapa Predatory Sparrow?
Predatory Sparrow bukan nama baru dalam dunia siber Iran. Pada tahun 2022, kelompok ini mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas produksi baja di Iran, yang menyebabkan kebakaran besar dan kerusakan fisik.
Baca Juga: Ketegangan Iran-Israel Meningkat, Picu Kenaikan Harga BBM Pertamina?
Serangan tersebut dinilai sangat canggih dan jauh melampaui kemampuan kelompok peretas biasa, menurut para pakar keamanan siber.
Kelompok ini juga dikaitkan oleh sejumlah peneliti keamanan dengan serangan siber tahun 2021 yang melumpuhkan jaringan stasiun pengisian bahan bakar di seluruh Iran, menyebabkan antrean panjang dan kepanikan publik.
Keterkaitan dengan Israel?
Meski Pemerintah Israel belum pernah secara resmi mengakui hubungan dengan kelompok ini, sejumlah media Israel secara luas melaporkan bahwa Predatory Sparrow memiliki keterkaitan dengan dinas intelijen Israel.
Hal ini diperkuat dengan tingkat kerumitan teknis serangan yang dianggap setara dengan operasi siber tingkat negara.
Namun, hingga saat ini kelompok tersebut tidak pernah memberikan respons atas berbagai permintaan konfirmasi yang dikirimkan melalui saluran media sosial mereka.