Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dumas akan meminta putranya yang berusia 16 tahun agar tetap di rumah untuk mengambil kelas online ketika sekolahnya dibuka kembali pada bulan Agustus. Dia memutuskan bahwa lebih baik untuk melindunginya dari virus yang sudah menginfeksi paman dan membunuh salah satu temannya.
"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya benci menjauhkannya dari teman-temannya, tetapi pada tingkat infeksi, itu yang terbaik," katanya.
Baca Juga: Kasus COVID-19 Melonjak, California Kembali Tutup Kegiatan Bisnis dan Sekolah
Seperti yang diketahui, Trump baru-baru ini telah membuat pembukaan kembali sekolah-sekolah umum menjadi fokus kampanye pemilihannya.
Presiden asal Partai Republik ini mengatakan, distrik sekolah harus menawarkan jadwal kelas penuh, dan dia mengancam akan memotong dana dari sekolah yang tidak menindaklanjutinya.
"Para ahli medis dan pendidikan sepakat bahwa anak-anak belajar terbaik melalui pendidikan langsung, dan juga benar bahwa orang tua membutuhkan kepastian sekolah dibuka kembali sehingga mereka dapat kembali bekerja," kata juru bicara kampanye Trump, Tim Murtaugh. "Kita harus membuka kembali sekolah dan ekonomi dan melakukannya dengan aman."
Baca Juga: Peringatan WHO: Pandemi corona akan menjadi lebih buruk dan semakin buruk
Jajak pendapat menemukan bahwa hanya tiga dari 10 perempuan kulit putih, termasuk hanya dua dari 10 perempuan kulit putih pinggiran kota, yang merasa sekolah-sekolah aman untuk dibuka kembali. Adapun delapan dari 10 wanita kulit putih mengatakan mereka masih khawatir tentang penyebaran virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 138.000 jiwa di Amerika Serikat dan terus menyebar dengan cepat di sebagian besar negara.