Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pada Rabu (24/5/2023), Menteri Keuangan AS Janet Yellen mempertahankan awal Juni sebagai tenggat waktu gagal bayar plafon utang AS. Yellen mengatakan, dirinya akan segera memperbarui Kongres tentang berita keuangan pemerintah terkini.
Melansir Reuters, berbicara di forum Wall Street Journal, Yellen mengatakan sulit untuk memastikan dengan tepat pada hari apa pemerintah AS akan kekurangan dana. Akan tetapi, dia akan mencoba untuk meningkatkan tingkat ketepatan pada suatu tanggal, berdasarkan penerimaan pemerintah yang masuk.
Beberapa peramal independen, termasuk Goldman Sachs dan Moody's Analytics, memperkirakan bahwa default dapat terjadi beberapa hari setelah 1 Juni, antara 6 Juni dan 9 Juni.
Yellen menegaskan kembali pada hari Senin bahwa dia memprediksi pemerintah AS dapat membayar tagihan hanya sampai 1 Juni tanpa kenaikan batas utang. Dengan demikian, hanya ada waktu seminggu lebih bagi para negosiator Gedung Putih dan anggota Kongres dari Partai Republik untuk mencapai kompromi dan melihat kesepakatan disetujui oleh Kongres.
Baca Juga: Ini Prediksi Goldman Sachs Soal Kapan AS Bakal Kehabisan Uang Tunai
Yellen mengatakan, kesepakatan yang memenangkan dukungan bipartisan dapat dicapai, menambahkan bahwa negosiator Presiden Joe Biden telah menawarkan proposal yang akan mengurangi defisit sebesar US$ 1 triliun selama 10 tahun, tetapi tidak merinci bagaimana ini akan dicapai.
Permintaan anggaran fiskal 2024 Biden menawarkan pengurangan defisit sekitar US$ 3 triliun selama satu dekade melalui kenaikan pajak yang melebihi peningkatan pengeluaran besar.
Tetapi Yellen mengatakan bahwa Departemen Keuangan dan Biden akan menghadapi "pilihan yang sangat sulit" jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan plafon utang.
"Akan ada beberapa kewajiban yang tidak dapat kami bayar," katanya.
Baca Juga: Biden Bertemu McCarthy, Belum Temukan Kesepakatan tentang Plafon Utang AS
Yellen mengatakan, prioritas pembayaran tidak layak secara operasional bagi pemerintah.
"Kami hanya harus menaikkan plafon utang," katanya.