CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.954   -94,00   -0,59%
  • IDX 7.228   13,54   0,19%
  • KOMPAS100 1.105   2,36   0,21%
  • LQ45 877   1,75   0,20%
  • ISSI 219   0,82   0,38%
  • IDX30 449   0,77   0,17%
  • IDXHIDIV20 541   1,37   0,25%
  • IDX80 127   0,24   0,19%
  • IDXV30 136   0,71   0,52%
  • IDXQ30 150   0,31   0,21%

Jepang akan kembali memburu paus


Kamis, 27 Desember 2018 / 11:50 WIB
Jepang akan kembali memburu paus
ILUSTRASI. Hewan Terberat Yang Masih Hidup di Dunia - Paus Biru (Blue Whale)


Sumber: DW.com | Editor: Hasbi Maulana

DW.COM - Jepang sudah mengajukan pengunduran diri dari International Whaling Commision (IWC) atau Komisi Perpausan Internasional. ‘‘Perburuan paus akan diberlakukan kembali Juli 2019 mendatang, namun hanya terbatas di wilayah teritorial laut dan zona ekonomi ekslusif Jepang. Kami tidak akan melakukan perburuan di perairan Antartika atau di belahan bumi bagian selatan‘‘ ujar Yoshihide Suga juru bicara pemerintah Jepang.

Pemerintah Jepang telah berupaya meyakinkan IWC untuk memperbolehkan perburuan paus secara komersial, namun usul ini ditolak IWC September lalu. Konsekuensi dari penolakan itu, Tokyo akan keluar dari keanggotaan IWC. Jepang adalah kontibutor finansial terbesar dalam IWC. Kini IWC pun harus mencari mencari pengganti nya.

Jepang kini bergabung dengan Islandia dan Norwegia, yang sudah terlebih dulu menolak moratorium perburuan paus yang ditetapkan IWC.

Kritik Internasional

Hingga tahun 2016 Jepang tercatat memburu 333 Paus setiap tahunnya. Moratorium perburuan paus dikeluarkan oleh IWC pada tahun 1986,  namun setahun kemudian, Jepang tetap melanjutkan perburuan dengan alasan penelitian hingga Antartika.

Mesti menuai kritik internasional, pemerintah Jepang berargumen bahwa paus yang diburu bukanlah paus yang terancam punah, lagipula memakan daging paus dianggap melestarikan kultur.

 ‘‘Pemerintah Jepang akan mengumumkan pengunduran diri dari IWC pada akhir tahun 2018, untuk menghindari sorotan media Internasional, tapi dunia akan tetap mengetahuinya,‘‘ ujar Sam Annesley direktur eksekutif Greenpeace Jepang ‚‘‘ Annesley menegaskan. seharusnya pemerintah mendorong konservasi ekosistem laut, bukan malah kembali memburu paus.‘‘

Kritik juga dilontarkan Perdana Menteri Selandia Baru, Winston Peters, ‘‘Berburu paus adalah praktik yang  tidak lagi relevan dan penting. Kami berharap Jepang bisa menimbang kembali keputusan ini dan menghentikan penangkapan paus secara komersial untuk meningkatkan perlindungan terhadap ekosistem laut.‘‘

Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne beserta menteri lingkungan hidup, Melissa Price, turut mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan Jepang. ''Australia tegas menentang segala bentuk pemburuan paus baik untuk tujuan komersial maupun untuk tujuan penelitian.''

Perburuan Paus dan Tradisi Jepang

Asosiasi perburuan paus Jepang mengungkap perburuan mamalia laut itu telah dimulai pada abad ke 12. Perburuan terus berlanjut, hingga tahun 1906 dengan membangun basis perburuan paus modern di Ayukawa, Miyagi.

Moratorium perburuan paus adalah bahasan yang sangat alot di Jepang jika dibanding kebijakan politik lainnya. Mayoritas kaum konservatif di pemerintahan, termasuk Perdana Menteri Shinzo Abe mendukung perburuan paus dengan alasan perburuan dan konsumsi daging paus adalah tradisi penting di Jepang. Dengan penarikan diri dari IWC jepang akan ‘‘mewariskan kultur berburu paus ke generasi selanjutnya‘‘ jelas Suga.

Setelah perang dunia kedua, Jepang menghadapi kondisi sulit dalam pemulihan negara, di saat inilah konsumsi daging paus meningkat karena kaya kandungan protein. Walau pada tahun 1950, konsumsi ikan paus sempat mencapai puncaknya, kini konsumsi daging Paus tergolong rendah. Berdasar data harian Asahi, konsumsi daging ikan paus tercatat 0.1 persen dibanding konsumsi daging lainnya. Rata-rata setiap orang di Jepang hanya mengkonsumsi sekitar 35 gram daging paus pertahunnya. Daging paus juga lebih diminati kaum lanjut usia dibanding generasi muda.

slc/as (AP,AFP,Reuter)



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×