Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Jepang pada hari Selasa (2/4) akhirnya mencabut penangguhan pendanaan untuk badan pengungsi Palestina PBB (UNRWA), setelah badan tersebut dituduh bekerja sama dengan Hamas dalam menyerang Israel bulan Oktober 2023 lalu.
"Jepang akan mencabut moratorium kontribusi keuangannya kepada UNRWA dan memberikan bantuan sambil memastikan dan mengonfirmasi kelayakan dana Jepang. Sekitar US$35 juta dari pendanaan yang direncanakan semula telah siap untuk dicairkan," kata Menteri Luar Negeri Jepang, Yoko Kamikawa, dikutip Reuters.
Pekan lalu, Kamikawa bertemu dengan Ketua UNRWA Philippe Lazzarini di Tokyo. Kamikawa mengatakan, peran UNRWA di Gaza sangat diperlukan.
Baca Juga: Sekjen PBB: Jalur Darat Paling Efektif untuk Mengirim Bantuan ke Gaza
Pihak Kementerian Luar Negeri Jepang enggan mengomentari kebenaran tuduhan Israel, karena penyelidikan oleh Kantor Layanan Pengawasan Dalam Negeri PBB masih berlangsung.
Tinjauan terpisah terhadap aktivitas dan netralitas UNRWA diperkirakan akan menerbitkan laporan akhirnya akhir bulan ini.
Jepang dan 15 negara lainnya menghentikan pendanaan sekitar US$450 juta untuk UNRWA, membuat operasi badan tersebut di Jalur Gaza yang dilanda perang menjadi kacau.
Selain Jepang, donor terbesar keenam untuk UNRWA, negara lain seperti Australia dan Kanada juga telah meneruskan pendanaan ke badan tersebut.
Baca Juga: Minim Bantuan, Penduduk Gaza Konsumsi Tanaman Liar untuk Bertahan Hidup
Bulan Januari lalu, Israel menuduh sejumlah pekerja UNRWA telah terlibat aktif dalam membantu Hamas melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Tuduhan itu membuat banyak negara donor menarik dukungan dananya.
UNRWA memecat beberapa staf menyusul tuduhan tersebut.
Belakangan diketahui bahwa, beberapa pekerja yang sempat ditahan Israel dipaksa untuk memberikan pernyataan palsu terkait keikutsertaan mereka dalam serangan 7 Oktober.