Sumber: DW.com | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - DW. Seorang pria berusia 33 tahun menjadi “pasien nol“ Covid-19 di Jerman, setelah kasus infeksinya dikonfirmasi27 Januari 2020. Karyawan perusahaan perlengkapan otomotif Webasto di Jerman selatan ini tertular virus corona setelah seorang kolega datang dari Cina untuk mengikuti pelatihan.
Sejak itu, Jerman sudah mencatat lebih 160 ribu kasus infeksi, dengan hampir 7000 orang meninggal. Namun dalam pemberitaan internasional, Jerman dianggap salah satu negara yang berhasil meredam dan mengendalikan penyebaran Covid-19.
Perlindungan masyarakat di Jerman selama pandemi corona memang cukup berhasil, kata Direktur Robert-Koch-Institut (RKI) Lothar Wieler. RKI adalah lembaga resmi di Jerman yang mencatat dan mengolah data-data wabah Covid-19.
Dibandingkan dengan situasi di beberapa negara industri maju lainnya, situasi di Jerman memang jauh lebih baik. Sebagai perbandingan, untuk setiap 100.000 penduduk angka kematian Covid-19 di Jerman adalah 8, di Amerika Serikat 20, di Inggris 43, di Italia 48 dan di Spanyol 54, demikian menurut data-data Johns Hopkins University.
Apa yang dilakukan Jerman?
Strategi para pakar kesehatan di Jerman terutama fokus pada tiga hal: tes yang luas, isolasi/karantina/lockdown, dan pelacakan cepat. Bersamaan dengan itu, kapasitas kesehatan ditingkatkan secara masif. Para pejabat kesehatan Jerman mengatakan, sistem desentralisasi disertai koordinasi nasional yang ketat sangat membantu proses ini. Protokol kesehatan terus diperbaiki, rumah-rumah sakit disiapkan menerima pasien corona, dan sumber daya diarahkan untuk mengatasi wabah. Memang sempat terjadi kelangkaan masker dan pakaian pelindung bagi tenaga kesehatan di beberapa tempat, namun solusi bisa ditemukan dengan cepat.
Rumah-rumah sakit misalnya mendapat anggaran khusus dari pemerintah, jika menyiapkan lebih banyak ranjang untuk pasien corona. Sekalipun kapasitas kesehatan di Jerman sudah termasuk yang terbaik di dunia, pemerintah tetap berupaya meningkatkan kapasitas ranjang dan persediaan alat-alat kesehatan yang terpenting, seperti ventilator untuk bantuan pernafasan. Hotel-hotel juga disiapkan untuk menerima pasien corona dalam situasi darurat.
Sebuah register sentral dibuat untuk seluruh Jerman, yang menunjukkan di mana ada kapasitas darurat yang masih kosong. Personel dan sarana militer dikerahkan untuk membantu transportasi pasien. Sehingga Jerman tidak pernah menghadapi situasi di mana sistem kesehatan kewalahan atau mengalami kolaps, seperti yang sempat terjadi di Italia, Spanyol atau di AS.
Saat ini, kapasitas tes di Jerman mencapai sekitar 900.000 tes per minggu, dan belum digunakan sepenuhnya. Awal April sudah tersedia sekitar 30.000 ranjang unit gawat darurat dengan 20.000 ventilator. Kapasitas ini sekarang tidak digunakan seluruhnya, sehingga rumah-rumah sakit mulai memperkecil kapasitas corona dan mengalihkannya untuk pasien-pasien dengan penyakit kritis lain.
Disiplin, regulasi, dan perubahan kehidupan sehari-hari
Pertengahan Maret, Jerman mulai memberlakukan lockdown dan pembatasan di semua negara bagian. Stephan Grünewald, penulis beberapa buku mengenai karakter orang Jerman mengatakan, mentalitas warga Jerman yang biasa berdisiplin sangat membantu penerapan lockdown dan pemabatasan sosial.
“Taat aturan dan disiplin memang bagian dari tipikal Jerman,“ kata Stephan Grünewald. Selain itu, warga Jerman sudah biasa hidup secara terstruktur dan terencana, demikian juga dengan para pengambil kebijakan yang menyusun rancangan dan strategi.
Di samping disiplin warga, bermunculan jugaberbagai inisiatif yang ingin menunjukkan solidaritas dan siap membantudalam situasi krisis. Dari bantuan berbelanja untuk orang-orang yang dikarantina atau warga lanjut usia sampai menyiapkan paket makanan untuk warga yang memerlukan. Berbagai ide kreatif juga bermunculan menghadapi situasi corona, restoran dan supermarket menyediakan layanan belanja online. Sekarang, pelonggaran mulai dilakukan secara bertahap. Toko-toko, sekolah, salon rambut dan kecantikan mulai beroperasi lagi.
Dibandingkan dengan situasi sebelum corona, pemandangan sehari-hari sudah banyak berubah. Ada aturan jarak sosial 1,5 sampai 2 meter, antrian terlihat di depan supermarket dan toko-toko besar. Tapi yang paling mencolok adalah orang-orang yang memakai masker wajah di mana-mana. Karena banyak orang mulai menjahit maskernya sendiri, banyak sekali motif warna-warni.