Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Sebuah jet tempur F/A-18 Super Hornet milik Angkatan Laut Amerika Serikat jatuh ke laut saat sedang ditarik ke atas kapal induk USS Harry S. Truman. Insiden ini terjadi di Laut Merah dan diumumkan oleh pihak Angkatan Laut pada Senin (28/4/2025).
Seorang pejabat AS menyatakan bahwa laporan awal menunjukkan kapal induk Truman melakukan manuver tajam untuk menghindari tembakan dari kelompok Houthi Yaman.
Manuver tersebut menyebabkan jet tempur terlepas dan jatuh ke laut. Houthi mengklaim telah meluncurkan serangan drone dan rudal ke arah kapal induk yang tergabung dalam operasi militer AS di kawasan tersebut.
Angkatan Laut memastikan bahwa seluruh personel di kapal dalam kondisi aman. Namun, satu pelaut mengalami luka ringan.
Baca Juga: 2 Jet Tempur AS Jatuh di Laut Merah, Ditembak Teman Sendiri
Dalam pernyataan resmi, Angkatan Laut menjelaskan bahwa jet F/A-18E tengah ditarik ke hanggar ketika kru kehilangan kendali. Akibatnya, pesawat beserta traktor penariknya jatuh ke laut. Para pelaut segera menjauh sebelum pesawat terjatuh. Investigasi tengah berlangsung.
Seorang pejabat lainnya mengonfirmasi kepada CNN bahwa jet tersebut telah tenggelam. Harga satu unit F/A-18 diperkirakan lebih dari US$ 60 juta atau sekitar Rp 1 triliun (kurs Rp 16.761).
Kapal induk USS Harry S. Truman merupakan bagian dari kelas Nimitz, kapal perang terbesar di dunia dengan panjang hampir 1.100 kaki dan bobot hampir 100.000 ton.
Meski berukuran besar, kapal ini mampu bermanuver cepat, didukung dua reaktor nuklir yang menggerakkan empat poros baling-baling, dan mampu mencapai kecepatan lebih dari 34 mil per jam.
Belum ada rincian resmi mengenai manuver penghindaran yang dilakukan Truman, namun dokumentasi dari Departemen Pertahanan menunjukkan bahwa kapal induk kelas Nimitz mampu melakukan belokan kecepatan tinggi sambil membawa muatan besar.
Baca Juga: Menhan AS: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS dalam 20 Menit
Carl Schuster, mantan kapten Angkatan Laut AS, menjelaskan bahwa dalam situasi menghindari serangan rudal, kapal induk biasanya menggunakan manuver zig-zag dengan putaran 30–40 derajat yang berlangsung sekitar 30 detik.
Kapal dapat miring 10–15 derajat dan bergeser hingga 200 yard dari lintasan awal saat melaju dengan kecepatan penuh.
Rentetan Serangan terhadap Truman
USS Truman dan kelompok tempurnya dikerahkan ke Timur Tengah dan berada di Laut Merah saat insiden terjadi. Angkatan Laut menegaskan bahwa operasi kelompok tersebut tetap berjalan secara penuh meski insiden terjadi.
Sebelumnya, kapal induk ini telah beberapa kali menjadi sasaran. Pada Februari, Truman sempat bertabrakan dengan kapal dagang di dekat Mesir, meskipun tidak ada korban luka.
Pada Desember, sebuah jet F/A-18 dari kapal ini juga secara tidak sengaja ditembak jatuh oleh kapal penjelajah USS Gettysburg. Kedua pilot berhasil menyelamatkan diri.
Baca Juga: Pesawat Tempur AS Jatuh ke Laut Saat USS Harry Truman Hindari Serangan Houthi Yaman
Kapal-kapal perang AS lainnya di wilayah tersebut juga menghadapi ancaman dari Houthi. Awal 2024, sebuah kapal perusak AS harus menggunakan sistem senjata Phalanx, pertahanan terakhir terhadap rudal, ketika sebuah rudal jelajah Houthi mendekat hingga satu mil dari kapal.
Serangan Houthi terhadap kapal-kapal AS meningkat sejak militer AS melakukan intervensi untuk melindungi kapal dagang yang menuju Israel, menyusul invasi Israel ke Gaza pada Oktober 2023.
Dalam beberapa pekan terakhir, serangan udara AS terhadap posisi Houthi di Yaman meningkat. Hal ini memicu peringatan balasan dari kelompok pemberontak tersebut terhadap kapal-kapal AS.
Militer Houthi menyatakan bahwa operasi mereka akan terus berlanjut sampai serangan Israel di Gaza dihentikan dan blokade dicabut.
Baca Juga: Pentagon: China Dapat Tenggelamkan Seluruh Armada Kapal Induk AS hanya dalam 20 Menit
Mereka juga menuduh serangan udara AS telah menghantam sebuah penjara yang menampung migran Afrika dan menewaskan puluhan orang. Militer AS belum memberikan tanggapan atas tuduhan ini.