Sumber: TASS | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MINSK. Jet tempur MiG-29 militer Belarusia memaksa pesawat penumpang Ryanair melakukan pendaratan darurat di Bandara Minsk pada Minggu (23 Mei).
Amerika Serikat dengan tegas mengutuk insiden tersebut dan menuntut pembebasan segera Roman Protasevich, yang ditahan setelah pendaratan paksa pesawat Ryanair di Minsk.
"Amerika Serikat mengutuk keras pengalihan paksa penerbangan antara dua negara anggota Uni Eropa dan penangkapan jurnalis Roman Protasevich di Minsk," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
"Kami menuntut pembebasannya segera," ujar dia dalam pernyataan, seperti dikutip TASS.
Baca Juga: Terdampak Covid-19, jumlah penumpang Ryanair dan Wizz Air anjlok di atas 95% di April
"Tindakan mengejutkan yang dilakukan oleh rezim Lukashenko (Presiden Belarusia Alexander Lukashenko) membahayakan nyawa lebih dari 120 penumpang, termasuk warga AS," tegas Blinken.
"Laporan awal yang menunjukkan keterlibatan dinas keamanan Belarusia dan penggunaan pesawat militer Belarusia untuk mengawal pesawat itu sangat memprihatinkan dan memerlukan penyelidikan penuh," imbuhnya.
Ancaman bom
Kementerian Pertahanan Belarusia mengonfirmasi, jet tempur MiG-29 mereka pada Minggu (23/5) mengawal pesawat penumpang Ryanair yang melakukan pendaratan darurat di Bandara Minsk.
Menurut Andrei Gurtsevich, Kepala Operasi Udara dan Wakil Komandan Pertama Angkatan Udara dan Pertahanan Udara Belarusia, pasukan pertahanan udaranya dalam keadaan siaga tinggi menyusul laporan sebuah pesawat sipil dengan kemungkinan bom berada di wilayah udara negaranya.
Baca Juga: Ryanair beli maskapai milik Niki Lauda, LaudaMotion senilai € 50 juta
Kru MiG-29 ditugaskan untuk mengendalikan situasi dan membantu pesawat sipil melakukan pendaratan yang aman di Bandara Minsk. Setelah pesawat Ryanair mendarat, jet tempur tersebut kembali ke pangkalannya.
"Pasukan Pertahanan Udara dan Angkatan Udara Belarusia selalu siap untuk mengusir ancaman apa pun di wilayah udara negara dan mereka selalu siap membantu pesawat apa pun jika terjadi keadaan darurat atau keadaan kahar," katanya seperti dilansir TASS.
Belarusia mengklaim, pesawat Ryanair yang terbang dari Athena, Yunani, ke Vilnius, Lithuania, melakukan pendaratan darurat di Bandara Minsk setelah pilot melaporkan ada ancaman bom.
Setelah pendaratan pesawat Ryanair, mantan pemimpin redaksi Telegram Nexta, yang dianggap sebagai ekstremis di Belarusia, Romat Protasevich termasuk di antara penumpang. Dia ditahan.