Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Donald Trump kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial. Dia menolak untuk menjamin dirinya bakal meletakkan jabatan dengan damai jika kalah dalam Pilpres AS.
Pernyataan yang diucapkan presiden ke-45 AS itu tak pelak memantik kritikan tak haya dari oposisi Partai Demokrat. Bahkan dari partainya sendiri, Republik.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, dia ditanya apakah bakal berkomitmen pada prinsip dasar demokrasi: penyerahan kekuasaan secara damai. "Yah, kita harus melihat apa yang terjadi," kata Trump.
Ucapannya itu memantik sindiran dari rivalnya di Pilpres AS, Joe Biden. Kepada awak media, kandidat presiden dari Demokrat itu mengaku tidak habis pikir dengan penolakan yang diperlihatkan oleh suami Melania itu.
Baca Juga: FDA rilis standar vaksin corona lebih ketat, Trump: Bisa tidak saya setujui
"Dengar, dia bahkan mengatakan sesuatu yang sangat irasional. Saya tak tahu harus menanggapi bagaimana," kata dia dikutip AFP Rabu (23/9/2020).
Bahkan Mitt Romney, senator yang berasal dari Republik menyatakan, keraguan sang presiden akan konstitusi itu sendiri "sama sekali tak bisa diterima". "Hal dasar dalam demokrasi adalah penyerahan kekuasaan secara damai. Tanpa itu, jadilah Belarus," jelas Romney yang kerap mengkritik Trump itu.
"Singkirkan" balotnya
Pernyataan presiden itu disampaikan setelah dia, yang mengejutkan era Presiden AS modern, mengeluhkan keadilan di pemilihan. Dia mengomentari rencana penggunaan mail-in ballots dibanding in-person karena wabah virus corona yang melanda seluruh dunia.
Baca Juga: Untuk pertama kali, Trump tidak menyebut Korea Utara dalam pidato di Sidang Umum PBB