kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jika pasien corona melonjak sangat tinggi, ini yang Singapura lakukan


Jumat, 13 Maret 2020 / 06:00 WIB
Jika pasien corona melonjak sangat tinggi, ini yang Singapura lakukan


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyatakan, jika jumlah pasien virus corona melonjak sangat tinggi, Singapura tidak akan mengisolasi setiap kasus seperti yang mereka lakukan sekarang.

Menurut Lee, mayoritas pasien Covid-19, sekitar 80% hanya mengalami gejala ringan. Dan, yang paling berisiko adalah orangtua dan mereka yang memiliki penyakit lain yang sudah ada sebelumnya.

"Jadi, dengan jumlah yang lebih besar, hal yang masuk akal adalah merumahsakitkan hanya kasus yang lebih serius, dan mendorong mereka yang memiliki gejala ringan untuk datang ke dokter keluarga mereka dan beristirahat di rumah, mengisolasi diri mereka sendiri," kata Lee dalam pidato yang disiarkan langsung televisi, Kamis (12/3).

"Dengan cara ini, kami memfokuskan sumber daya pada yang sakit parah, mempercepat waktu respons kami, dan mudah-mudahan, meminimalkan jumlah kematian," ujar Lee seperti dikutip Channelnewsasia.com.

Baca Juga: Duh, dua WNI lagi positif virus corona di Singapura

Saat ini, Kementerian Kesehatan sedang mengonversi tempat tidur, unit perawatan intensif, dan fasilitas rumahsakit lainnya di Singapura untuk menambah kapasitas, kelak guna menampung lonjakan pasien virus corona.

"Tetapi yakinlah, setiap warga Singapura yang membutuhkan perawatan medis mendesak, apakah itu Covid-19 atau penyakit lain, akan mendapat perawatan," tegas Lee.

Di pidato yang sama, Lee memperingatkan, Singapura menghadapi "situasi serius", dengan "kemungkinan lonjakan" kasus-kasus baru virus corona, lebih banyak kluster, dan gelombang baru infeksi dari negara lain.

Tapi, Lee menegaskan, situasi tetap terkendali dan Singapura tidak akan mengerek Kondisi Sistem Penanggulangan Penyakit (DORSCON) ke level Merah.

Baca Juga: Perdana Menteri Lee: Singapura hadapi situasi serius virus corona

Lee mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan wabah sebagai pandemi. "Diperkirakan akan berlanjut untuk beberapa waktu, satu tahun, dan mungkin lebih lama," katanya.

Meskipun Singapura telah mengambil langkah-langkah penangangan virus corona dengan "sangat serius" dan WHO memakainya sebagai contoh untuk negara lain tiru, Lee menyatakan, negeri Merlion menghadapi "situasi serius".

"Kami memperkirakan, lebih banyak kasus impor. Dan karena itu, kluster baru dan gelombang infeksi baru kali ini datang dari banyak negara, bukan lagi satu atau dua negara," ujar Lee.

Saat ini, Singapura memiliki 187 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi hingga Kamis (13/3), dengan 96 kasus di antaranya sudah pulih dan pulang dari rumahsakit.

Baca Juga: Pejabat Brasil yang baru bertemu Trump positif corona

Lee menambahkan, sejauh ini Singapura telah memberlakukan beberapa pembatasan perjalanan. Tetapi, "Singapura harus diperketat lebih lanjut untuk sementara, meski kami tidak bisa sepenuhnya menutup diri dari dunia," sebut dia.

Toh, Lee menekankan, situasi di Singapura "tetap terkendali". "Kami tidak mengunci kota kami seperti yang China, Korea Selatan, atau Italia lakukan," katanya.

"Yang kami lakukan sekarang adalah merencanakan ke depan untuk beberapa langkah yang lebih ketat, mencobanya, dan mempersiapkan warga Singapura ketika kami benar-benar perlu menerapkannya," imbuh dia.



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×