kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.548.000   14.000   0,91%
  • USD/IDR 15.930   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.394   -70,51   -0,94%
  • KOMPAS100 1.120   -15,28   -1,35%
  • LQ45 875   -15,67   -1,76%
  • ISSI 227   -1,00   -0,44%
  • IDX30 448   -9,05   -1,98%
  • IDXHIDIV20 538   -11,08   -2,02%
  • IDX80 128   -1,84   -1,42%
  • IDXV30 132   -1,42   -1,07%
  • IDXQ30 148   -2,90   -1,92%

Jika Perang dengan China, Lapangan Udara Militer AS di Indo-Pasifik Mudah Dilumpuhkan


Kamis, 12 Desember 2024 / 18:20 WIB
Jika Perang dengan China, Lapangan Udara Militer AS di Indo-Pasifik Mudah Dilumpuhkan
ILUSTRASI. Pesawat F-16 Fighting Falcon Angkatan Udara AS lepas landas untuk misi malam hari di Bagram Airfield, Afghanistan, 22 Agustus 2017. REUTERS/Josh Smith


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

Sebagai langkah antisipasi, perencana militer AS telah mengembangkan konsep operasi terdistribusi dalam beberapa tahun terakhir, yang bertujuan menyebarkan pasukan ke berbagai lokasi di kawasan tersebut. 

Melalui inisiatif Pacific Deterrence Initiative, AS telah menginvestasikan ratusan juta dolar untuk meningkatkan infrastruktur lapangan udara, termasuk di Australia dan Pulau Tinian.  

Selain itu, Angkatan Udara AS juga meluncurkan program *Rapid Airfield Damage Recovery* (RADR), yang memungkinkan pembukaan kembali landasan pacu dengan cepat setelah serangan, meskipun serangan mendadak dalam jumlah besar dapat terjadi.  

Baca Juga: Ecocare Indo Pasifik Catatkan Peningkatan Pendapatan 33% di Semester 1-2024

AS juga mengandalkan sistem pertahanan rudal, termasuk rencana jaringan pencegat berlapis senilai miliaran dolar untuk melindungi Guam, demi menjaga operasional lapangan udara dan pangkalan lainnya.  

Seorang mantan perwira logistik Angkatan Udara AS yang akrab dengan simulasi konflik di Indo-Pasifik menyatakan bahwa laporan tersebut memberikan gambaran akurat tentang ancaman yang ada. 

Meski demikian, perwira ini berpendapat bahwa program RADR dan pertahanan rudal mungkin lebih efektif dibandingkan yang diperkirakan dalam laporan tersebut.  

Baca Juga: Tantang Dominasi Militer AS, Rusia dan China Mempererat Kerja Sama

Laporan ini menggunakan pemodelan statistik berbasis Python untuk menganalisis dampak serangan rudal Tiongkok, mempertimbangkan variabel seperti ukuran landasan pacu, akurasi senjata Tiongkok, dan pertahanan AS.  

"Saya mendengar semakin banyak pembuat kebijakan dan analis yang optimis bahwa AS dapat mempertahankan Taiwan selama memiliki akses ke pangkalan di Jepang dan Guam," ujar Kelly Grieco, salah satu penulis laporan. "Namun, belum ada yang menguji klaim ini secara mendalam."


  

Selanjutnya: Tak Masuk Prioritas Prolegnas, Nasib RUU Migas Tak Kunjung Jelas

Menarik Dibaca: Cara Menggunakan Copilot AI untuk Edit Gambar dengan Praktis



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×