Sumber: BBC | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan melakukan perjalanan ke Arab Saudi pada hari Jumat (15/7) menjelang pertemuan puncak kontroversialnya dengan penguasa de-facto negara itu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.
Biden akan bertemu pangeran tersebut dan ayahnya, Raja Salman.
Dua tahun lalu, Biden telah berjanji untuk menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" atas pembunuhan penulis Jamal Khashoggi tahun 2018 oleh agen Saudi.
Pangeran Mohammed bin Salman menyangkal keterlibatannya, tetapi intelijen AS menyimpulkan bahwa dia menyetujuinya.
Topik diskusi untuk pada pertemuan ini akan mencakup pasokan energi, hak asasi manusia, dan kerjasama keamanan.
Baca Juga: Biden: AS Gunakan Semua Kekuatan untuk Hentikan Iran Peroleh Senjata Nuklir
Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia, dan upaya pengaturan ulang hubungan menyusul lonjakan harga minyak yang didorong oleh perang Rusia di Ukraina.
AS diperkirakan akan mendorong pejabat Saudi untuk berkomitmen meningkatkan produksi.
Kamis malam, Arab Saudi mengumumkan akan membuka wilayah udaranya untuk penerbangan komersial Israel, sebuah keputusan yang disambut baik oleh AS.
Baca Juga: Moskow Berharap Kunjungan Biden ke Arab Saudi Tidak Untuk Membina Hubungan Anti Rusia
Langkah ini akan membuat wilayah udara kerajaan terbuka untuk semua operator yang memenuhi persyaratannya untuk penerbangan, dan membuka jalan bagi lebih banyak penerbangan ke dan dari Israel.
Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan itu membuka jalan bagi kawasan Timur Tengah yang lebih terintegrasi, stabil, dan aman.