kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Joe Biden: Jumlah kematian di AS karena corona bisa lampaui 500.000 orang bulan depan


Jumat, 22 Januari 2021 / 09:46 WIB
Joe Biden: Jumlah kematian di AS karena corona bisa lampaui 500.000 orang bulan depan
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden mengingatkan, jumlah kematian di AS karena corona bisa lampaui 500.000 orang bulan depan.


Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengingatkan warga Amerika bahwa ke depan merupakan hari-hari yang sulit terkait pandemi virus corona dan memperkirakan jumlah kematian di AS akibat corona akan melampaui setengah juta orang pada bulan depan.

"Hal-hal akan terus menjadi lebih buruk sebelum kemudian menjadi lebih baik," kata Biden di Gedung Putih, Kamis (21/1) seperti dikutip Al Jazeera. "Korban tewas kemungkinan akan mencapai 500.000 bulan depan."

Kata Biden, selama setahun terakhir, AS tidak dapat mengandalkan pemerintah federal untuk bertindak.

"Urgensi dan fokus serta koordinasi yang kami butuhkan dan kami telah melihat kerugian tragis dari kegagalan itu," kata Biden, merujuk pada lebih dari 24 juta kasus corona dan lebih dari 408.000 kematian di AS hingga saat ini, jumlah tertinggi di dunia.

Baca Juga: Sebelum lengser, Donald Trump berikan perlindungan Secret Service kepada anak-anaknya

Biden meluncurkan rencana barunya untuk menangani virus, yang disebut Strategi Nasional untuk Respons Covid-19 dan Kesiapsiagaan Pandemi. Biden juga telah menandatangani beberapa perintah eksekutif terkait pandemi corona.

“Strategi nasional kita komprehensif. Itu berdasarkan sains, bukan politik. Itu berdasarkan kebenaran, bukan penyangkalan," kata Biden.

Biden sangat kritis terhadap penanganan pandemi pemerintahan Trump dan menyebut peluncuran vaksin corona hingga saat ini sebagai kegagalan yang menyedihkan sejauh ini.

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan target untuk memvaksinasi 20 juta orang sebelum akhir tahun lalu. Hingga Kamis (21/1), baru sekitar 17.500.000 vaksin telah diberikan di seluruh AS, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Di antara tujuan dari rencana Biden tersebut adalah untuk menyusun kampanye vaksinasi yang efektif untuk memberikan 100 juta suntikan dalam 100 hari pertama Biden. Selain itu juga mengurangi penyebaran melalui panduan kesehatan masyarakat yang ditingkatkan dan kewajiban penggunaan masker, dan membuka kembali sekolah dan bisnis.

Beberapa dari tujuan ini sedang ditangani oleh perintah eksekutif Biden, 10 di antaranya ditandatangani oleh Biden pada Kamis (21/1).

Warga wajib mengenakan masker di bandara dan di transportasi umum, termasuk banyak kereta api, pesawat terbang, dan bus antarkota.

Biden juga menandatangani perintah untuk membentuk dewan guna meningkatkan pengujian Covid-19, mengatasi kekurangan pasokan, menetapkan protokol untuk pelancong internasional, dan mengarahkan sumber daya ke komunitas minoritas yang terpukul parah.

Bergabung lagi ke WHO

Tindakan eksekutif lainnya, termasuk niat rencana bergabung dengan COVID-19 Vaccines Global Access Facility (COVAX), yang bertujuan untuk mengirimkan vaksin corona ke negara-negara miskin, kata Kepala Penasihat Medis Biden, Anthony Fauci, kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kamis.

Trump telah menghentikan pendanaan ke WHO dan berencana menarik diri dari WHO tersebut pada Juli 2021, yang dibatalkan Biden dalam perintah eksekutif saat menjabat pada Rabu (20/1).

Baca Juga: Joe Biden ajukan permohonan pribadi ke warga AS agar pakai masker selama 99 hari

Fauci mengatakan kepada ABC News bahwa bergabung kembali dengan WHO adalah langkah penting dalam membantu memerangi wabah tersebut.

“Ini akan menjadi sangat penting. Saat Anda menghadapi pandemi global, Anda harus memiliki konektivitas internasional,” katanya.

Sebelum menjabat, Biden mengusulkan paket bantuan dan stimulus virus corona senilai US$ 1,9 triliun yang akan meningkatkan tunjangan pengangguran dan memberikan pembayaran langsung sebesar US$ 1.400 kepada rumah tangga.

Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan $ 1,9 triliun termasuk "komponen yang diperlukan untuk memberi orang bantuan yang mereka butuhkan", tetapi mengakui paket tersebut kemungkinan akan berubah saat meminta persetujuan Kongres.

DPR berencana untuk membawa RUU tersebut ke pemungutan suara pada minggu pertama Februari, Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan pada hari Kamis.

Selanjutnya: Mengukur pengaruh kemenangan Biden ke pasar saham Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×