Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Joe Biden mengemukakan pandangannya terhadap Rusia yang berniat menghadiri pertemuan Kelompok Dua Puluh (G20) di Bali.
Melansir Reuters, menurutnya, Rusia harus dikeluarkan dari ekonomi utama Kelompok Dua Puluh (G20). Topik tersebut diangkat selama pertemuannya dengan para pemimpin dunia di Brussel pada Kamis pagi.
“Jawaban saya adalah ya, tergantung pada G20,” kata Biden, ketika ditanya apakah Rusia harus dikeluarkan dari grup tersebut.
Biden juga mengatakan jika negara-negara seperti Indonesia dan lainnya tidak setuju dengan dikeluarkannya Rusia, maka dalam pandangannya, Ukraina harus diizinkan untuk menghadiri pertemuan tersebut.
Sementara itu, mengutip Bloomberg, Biden mengatakan China tahu masa depan ekonominya terkait dengan Barat, setelah memperingatkan pemimpin China Xi Jinping bahwa Beijing bisa menyesal berpihak pada invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Buntut Putin Berniat Hadiri KTT G-20 di Bali, Indonesia Jadi Sorotan Internasional
"Saya tidak membuat ancaman tetapi saya menjelaskan kepadanya - memastikan dia memahami konsekuensi dari membantu Rusia," katanya tentang teleponnya pada hari Jumat dengan Xi.
Biden kemudian mengatakan kepada wartawan: "China memahami bahwa masa depan ekonominya jauh lebih terkait erat dengan Barat daripada ke Rusia."
Biden juga meminta Kelompok 20 untuk mengusir Rusia dan memperingatkan lagi bahwa Vladimir Putin dapat menggunakan senjata pemusnah massal dalam perang Ukraina selama serangkaian pertemuan puncak Kamis (24 Maret) dengan sekutu Amerika Serikat di Brussel yang dimaksudkan untuk menopang dukungan untuk Kiev.
Biden dan para pemimpin Eropa juga mengembangkan strategi untuk mencegah krisis kelaparan global yang berasal dari invasi dan gangguan pertaniannya. Biden mengatakan, AS dan sekutunya merencanakan sebuah organisasi baru untuk menindak pelanggaran sanksi Rusia.
Baca Juga: Indonesia Ingin Semua Pimpinan G20 Hadir di KTT G20, Termasuk Putin
Indonesia tetap undang Vladimir Putin
Sementara itu, mengutip Straits Times, Indonesia, yang memegang jabatan kepresidenan Kelompok 20 (G-20) bergilir, mengatakan tidak akan menutup acara G20 terhadap Rusia, meskipun berada di bawah tekanan dari beberapa negara anggota untuk mengecualikan Moskow karena perang di Ukraina.
"Jakarta akan memimpin pengelompokan tahun ini sejalan dengan kepresidenan sebelumnya", jelas co-sherpa G-20 Indonesia Dian Triansyah Djani mengatakan pada Kamis (24/3/2022).
Dia menambahkan, "Setiap organisasi memiliki aturan prosedur, preseden, dan tata kramanya sendiri untuk membahas masalah."
Baca Juga: Vladimir Putin Akan Menghadiri KTT G20 di Bali
Dian mengatakan, posisi Indonesia saat ini cukup jelas dan Indonesia akan menjalankan presidensi G20 berdasarkan apa yang telah dilakukan di presidensi sebelumnya.
Saat ditanya mengenai mengapa Indonesia mengundang Rusia ke KTT pada bulan November, Dian mengatakan: "Ini adalah tugas semua presidensi G-20 untuk mengundang semua anggotanya. ... Kami akan terus menjalankan tugas kami seperti presidensi sebelumnya."