kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Joe Biden tunda penjualan jet tempur F-35 canggih ke Uni Emirat Arab


Jumat, 29 Januari 2021 / 13:31 WIB
Joe Biden tunda penjualan jet tempur F-35 canggih ke Uni Emirat Arab
ILUSTRASI. Amerika Serikat berencana untuk mengevaluasi kembali keputusan administrasi Trump untuk menjual jet F-35 ke Uni Emirat Arab. REUTERS/US Marine Corps


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat berencana untuk mengevaluasi kembali keputusan administrasi Trump untuk menjual jet F-35 ke Uni Emirat Arab.

Seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan pada hari Rabu bahwa pemerintahan Biden akan meninjau kembali rencana penjualan beberapa senjata kepada sekutu AS, yang nilainya mencapai miliaran dolar.

Melansir Jerusalem Post, di antaranya adalah penjualan jet tempur F-35 ke UEA dan amunisi berpemandu presisi ke Arab Saudi.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, membahas keputusan untuk meninjau penjualan F-35 ke UEA. 

"Dalam hal penjualan senjata, biasanya pada awal pemerintahan baru meninjau setiap penjualan yang tertunda, untuk memastikan bahwa apa yang sedang dipertimbangkan adalah sesuatu yang memajukan strategi, tujuan dan memajukan kebijakan luar negeri kami, jadi itulah yang kami lakukan saat ini," katanya saat berbicara pada konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS.

Baca Juga: Pemerintahan Biden hentikan penjualan senjata AS ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab

Dia menambahkan, "Kami sangat mendukung Abraham Accords, kami pikir Israel menormalisasi hubungan dengan tetangganya dan negara lain di kawasan ini adalah perkembangan yang sangat positif dan karenanya, kami memuji mereka. Kami berharap bahwa mungkin ada kesempatan untuk membangunnya di bulan dan tahun mendatang." 

Blinken juga bilang, pihaknya mencoba untuk memastikan bahwa AS memiliki pemahaman penuh tentang komitmen apa pun yang mungkin telah dibuat dalam mengamankan perjanjian tersebut. "Dan itu adalah sesuatu yang kami lihat sekarang," katanya.

Baca Juga: Pemerintahan Joe Biden masih menjadikan Huawei sebagai ancaman

Blinken juga membahas prospek bergabungnya kembali perjanjian nuklir dengan Iran. Menurutnya, Presiden Biden dengan sangat jelas mengatakan bahwa jika Iran kembali memenuhi kewajibannya di bawah JCPOA, Amerika Serikat akan melakukan hal yang sama. 

"Kemudian kami akan menggunakannya sebagai platform, untuk membangun dengan sekutu dan mitra kami. Tapi kami masih jauh dari titik itu," lanjut Blinken. 

Penjualan F-35 dilakukan segera setelah UEA dan Israel menandatangani perjanjian perdamaian dan normalisasi yang dimediasi oleh pemerintahan Trump, yang dikenal sebagai Abraham Accords.

Meskipun pesawat tempur tidak secara resmi menjadi bagian dari Abraham Accords, pejabat UEA mengatakan segera setelah perjanjian diumumkan bahwa mereka berharap itu akan membantu AS menyetujui permintaan lama mereka untuk membeli F-35.

Israel saat ini menjadi satu-satunya negara di Timur Tengah dalam program F-35. Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz terbang ke Washington pada bulan Oktober untuk membahas masalah tersebut dengan mitranya dari Amerika pada saat itu, Mark Esper. Pada saat itu, mereka mencapai pemahaman yang akan mempertahankan keunggulan militer kualitatif Israel, seperti yang diwajibkan oleh hukum AS.

Selanjutnya: China yakin Taiwan akan deklarasikan kemerdekaan, Beijing bersiap perang!



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×