Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Jose Antonio Kast memenangkan pemilihan presiden Chile pada Minggu (14/12/2025), memanfaatkan kekhawatiran pemilih terhadap meningkatnya kejahatan dan migrasi ilegal.
Kemenangan ini menandai pergeseran politik Chile paling ke kanan sejak berakhirnya kediktatoran militer pada 1990.
Baca Juga: China–Arab Saudi Sepakat Perkuat Koordinasi Isu Regional dan Global
Kast meraih 58% suara dalam putaran kedua, mengalahkan kandidat kiri Jeannette Jara yang memperoleh 42% dan segera mengakui kekalahan.
Sepanjang karier politiknya, Kast dikenal sebagai tokoh kanan garis keras. Ia mengusulkan pembangunan tembok perbatasan, pengerahan militer ke wilayah rawan kejahatan, serta deportasi seluruh migran ilegal.
Kemenangan Kast menambah daftar kebangkitan politik kanan di Amerika Latin. Ia bergabung dengan Presiden Ekuador Daniel Noboa, Presiden El Salvador Nayib Bukele, dan Presiden Argentina Javier Milei.
Baca Juga: Fenomena Prop Trading: Gen Z & Milenial Kejar Cuan di Pasar Modal
Di Bolivia, kemenangan kandidat moderat Rodrigo Paz pada Oktober lalu mengakhiri hampir dua dekade pemerintahan sosialis.
Ini merupakan upaya ketiga Kast merebut kursi presiden dan putaran kedua keduanya, setelah kalah dari Presiden sayap kiri Gabriel Boric pada pemilu 2021.
Meski sebelumnya dianggap terlalu ekstrem oleh sebagian pemilih, Kast berhasil menarik dukungan masyarakat yang semakin cemas terhadap isu kriminalitas dan imigrasi.
Kemenangan telaknya termasuk di wilayah yang secara tradisional menjadi basis pemilih kiri juga dipicu penolakan terhadap Jara, yang sebagai anggota Partai Komunis dinilai terlalu ekstrem oleh sebagian pemilih, kata Claudia Heiss, ilmuwan politik Universitas Chile.
Pendukung Kast memadati markas kampanyenya di Santiago pada Minggu malam, mengibarkan bendera Chile. Sejumlah di antaranya mengenakan topi merah bertuliskan “Make Chile Great Again”.
“Saya tumbuh di Chile yang damai, bisa keluar rumah tanpa rasa takut,” kata Ignacio Segovia, mahasiswa teknik berusia 23 tahun. “Sekarang, itu tidak lagi terasa aman.”
Baca Juga: Polusi Udara di New Delhi Makin Parah, Mencapai Tingkat Terburuk Selama Musim Dingin
Tantangan dari Kongres Terbelah
Meski Chile masih tergolong salah satu negara teraman di Amerika Latin, tingkat kejahatan kekerasan meningkat dalam beberapa tahun terakhir seiring menguatnya kelompok kriminal terorganisasi.
Kelompok ini memanfaatkan perbatasan gurun utara yang longgar dengan Peru dan Bolivia negara penghasil kokain serta pelabuhan laut internasional dan lonjakan migran yang rentan terhadap perdagangan manusia dan eksploitasi seksual.
Data pemerintah menunjukkan mayoritas migran ilegal di Chile berasal dari Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.
Kast mengusulkan pembentukan satuan kepolisian yang terinspirasi dari Badan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) untuk menahan dan mendeportasi migran ilegal secara cepat. Ia juga mendorong pemangkasan besar-besaran belanja publik.
Baca Juga: Dua Orang Ditahan Atas Kasus Penembakan di Pantai Bondi, Australia
Chile merupakan produsen tembaga terbesar dunia dan produsen utama litium. Harapan terhadap deregulasi dan kebijakan pro-pasar di bawah pemerintahan Kast telah mendorong penguatan pasar saham lokal, peso, dan indeks ekuitas utama.
Namun, sejumlah kebijakan radikal Kast diperkirakan menghadapi hambatan di Kongres yang terbelah.
Meski partai-partai kanan meraih kursi di kedua kamar legislatif dalam pemilu November, sebagian besar keuntungan diraih partai kanan tradisional.
Senat terbelah seimbang antara kiri dan kanan, sementara suara penentu di majelis rendah berada di tangan Partai Rakyat yang populis.
“Jelas tidak semua pemilih Kast berasal dari partainya. Sebagian besar suaranya adalah pinjaman,” kata analis politik Universitas Valparaiso, Guillermo Holzmann.
Kondisi tersebut berpotensi membatasi agenda Kast, termasuk terkait isu aborsi. Meski sebelumnya vokal menentang aborsi dan pil kontrasepsi darurat, Kast nyaris tidak mengangkat isu itu selama kampanye.
Baca Juga: Vanke Gagal Mendapat Persetujuan Memperpanjang Jatuh Tempo Pembayaran Obligasi
Perubahan undang-undang aborsi membutuhkan dukungan lebih dari separuh anggota Kongres, sementara jajak pendapat menunjukkan mayoritas warga Chile mendukung aturan yang berlaku saat ini.













